Friday, October 26, 2012

Tiga budha.


Sitisewu 29 september 2012
Sabtu, 07,01am


Hari sudah cukup sore ketika saya tiba di kompleks candi mendut. Matahari masih terang namun terasa perlahan turun. Bangunan candi tunggal disebuah tanah lapang menerbitkan sejumlah tanya. Segera saja saya melangkah ke loket diluar pagar, membayar tiket senilai 3300 rupiah dan melanjutkan penjelajahan secara lebih seksama *tsah.. Dari bawah pohon beringin besar di sisi barat candi saya duduk-duduk sejenak sambil memikirkan apa yang melatari pembangunan candi ini. Tidak jua menemukan jawaban, saya pun mendekat dan meniti tangga naik kedalam candi. Di dalam ruang candi yang bisa dikatakan besar, dengan langit-langit tinggi terdapat tiga patung budha yang duduk dalam posisi yang berbeda. Memasukinya, saya di sergap aura ketenangan yang kuat. Seperti memasuki suatu waktu yang berbeda. Terkesiap memandangi keagungan sang budha, saya lalu membakar sebatang hio dan memanjatkan sebuah doa akan kebahagian dan umur panjang. saya memang bukan penganut budha, tetapi entah mengapa terkadang saya merasa bahwa saya adalah pengikut sang bodhisatva.
Menurut bapak yang bertugas menjaga diruang dalam candi, hampir setiap hari, ada saja umat budha yang datang dan bersembahyang di sini. Dari aroma hio yang terus menerus di kaki sang budha, saya pun bisa menyimpulkan demikian. Apalagi, didepan candi, ada sebuah vihara yang tidak bisa dikatakan kecil, berisi sebuah patung budha berlapis emas yang sedang berbaring. Bisa di pastikan, memang saat ini,kompleks candi mendut lebih difungsikan sebagai tempat ibadah ketimbang borobudur. Dimana saat prosesi waisak pun, perjalanan akan di mulai dari candi mendut ini, kemudian berjalan ke utara ke candi pawon dan akan berakhir di candi borobudur.
Kompleks candi mendut ini memang sangat kecil bila dibandingkan dengan borobudur. Hanya butuh kurang dari lima menit untuk berjalan mengitarinya.namun bila kita membutuhkan kontemplasi, maka ketiga budha yang telah duduk diam dalam keagungan sejak ribuan tahun yang lalu, bisa jadi penenang yang dahsyat.  AIDA
                                                        ****

Oleh-oleh dari Kotagede Part 2 ~ Stories from behind the wall

Salim Silver Workshop


Stories from behind the wall

Selama ini saya hanya mengenal legenda perak kotagede dari media. Sebagai sentra kerajinan perak terbesar di indonesia dan sejumlah ironi dibaliknya.
Entah sejak kapan awal pasti kemasyhuran kotagede sebagai industri perak, dimana dari berbagai cerita dikatakan sejak masa pangeran senopati. Namun demikian, menurut Priyo Salim, pemilik Salim silver yang juga adalah seorang pemerhati dan pelestari kerajinan perak, hal tersebut agak meragukan. Hal ini dikatakannya, bukan tanpa alasan, dikarenakan tidak adanya manuskrip dan data kongkrit serta barang bukti kerajinan perak dari masa tersebut.
Bila mengacu pada data sejarah, pada masa pemerintahan  Verskuir, gubernur hindia belanda untuk daerah Ngajogjakarta tahun 1930an bersama dengan J.E Jasper, didasari etika sistem politik praktis bahwa perlunya pengembangan sosial ekonomi pada daerah jajahan maka dimulailah pembinaan dan pengelolaan kerajinan perak di Kotagede demi menyuplai kebutuhan konsumsi di negara belanda. Hal ini kian berkembang takkala madame verskuir yang mempunyai citarasa seni tinggi, berinisiatif memberikan sentuhan jawa pada setiap produk. Sehingga kemudian perak asal kotagede dikenal dengan cirinya sendiri. Dan itu eropa menjadi pasar utama kriya ini.
Berlanjut pada era kekuasaan soekarno dan seoharto, pemerintahan lalu menetapkap produk perak sebagai cinderamata kenegaraan, dengan mengorder secara besar-besaran, yang mana ini hal terbukti membantu para perajin. Kejayaan perak kotagede kian melanglang buana, hingga kemudian datang krisis moneter pertama pada tahun 1996.
Harga dolar yang dari 2900 naik menjadi 15000 membuat pemerintah menghentikan order mereka,daya beli pasar dalam negeri pun secara nyata menurun. Namun kontra positifnya karena harga perak yang tadinya 400ribu perkilo gram menjadi 3 juta rupiah, membuat harga jual yang naik untuk pasar luar malah menguntungkan.  Lalu datang krisis 98, yang mana berdampak pada semua sektor termasuk menutup pintu ekspor dari berbagai komoditas dalam negeri. Hal ini mau tidak mau, memberikan hantaman telak pada produk-produk kriya indonesia termasuk perak.
Hilangnya pasar berarti berhentinya produksi dan pengurangan tenaga kerja. Seperti yang di beberkan oleh bapak Priyo, bila sebelumnya, bengkel miliknya mempunyai 60 orang karyawan, saat ini tersisa setengahnya saja. Angka yang cukup drastis, walau secara terus terang pun pak Priyo mengakui Salim silver bisa bertahan karena dukungan pembeli tetapnya dari luar.
Lalu apa peran pemerintah dalam dalam membantu para perajin? “Pemerintah bukannya tidak memberikan bantuan, bantuan alat telah beberapa kali diberikan, demikian juga pembinaan dan pelatihan, tetapi masalah terbesarnya adalah pasar”. Jelas pak Priyo panjang. Beliau pun mengatakan telah beberapa kali di ajak berpameran oleh pihak yang berwenang, bahkan hingga keluar negeri, tetapi itu saja belum cukup, Tandasnya.
“Jadi bukan karena tidak adanya minat para generasi muda untuk meneruskan kriya ini ya pak?” saya mengemukakan opini menurut keterangan yang saya dapat dari berbagai media. “Tidak.” Jawab beliau dengan lugas. “Meski begitu, saya tidak heran bila masyakat di luar berpendapat seperti itu. Karena pada kenyataannya, citra yang dibentuk sedemikian itu.” 

Oleh-oleh dari Kotagede





Gerbang Kotagede



Bapak Priyo Salim
Gerbang selamat datang di sentra kerajinan perak kotagede menyambut saya, saat memasuki jalan kemasan. Inilah pusat kerajinan perak yang terkenal di seantero indonesia bahkan hingga ke mancanegara. toko-toko yang menjajakan hasil kerajinan perak ini, berderet sepanjang jalan, menggoda mata dengan etalase yang memajang berbagai pernik dan ornamen cantik.
Terus berjalan, naik turun menyusuri pedestrian yang cukup nyaman, saya mendapati banyak papan penanda yang bertuliskan “kerajinan perak” namun kaki saya terus saja melangkah, seraya mengamati jajaran showroom tersebut. Hingga kemudian saya sampai pada sebuah pertigaan yang cukup sempit, dengan sebuah rumah besar bercat biru disudut jalan.  Tampaknya rumah ini telah lama ditinggalkan penghuninya, namun kesan megah tidak hilang begitu saja meski dalam kondisi tak terawat. ada sedikit keraguan apakah harus berbelok ke kiri atau lurus saja. Akhirnya saya berbelok kekiri, dan menemukan perbedaan yang cukup signifikan dari ruas jalan kemasan. ruas
 Dari depan tampak seperti sebuah gang yang agak menakutkan, tidak tampak ada sesuatu dibalik tembok-tembok tinggi yang gelap dan muram itu, namun kemudian sebuah pintu yang terbuka, dengan papan nama salim silver, seperti menarik saya untuk melongok lebih dalam. Benar saja, rupanya itu ada bengkel kerja pengrajin perak. Tetap seperti yang saya cari.
Sebagaimana adat berkunjung dalam budaya timur, kita harus memperkenalkan diri pada sang empunya rumah dan meminta izin sebelum memasuki rumah. Saya bertanya pada beberapa perajin yang tampak sibuk. Dan mereka menyaranka saya untuk langsung menemui pemilik workshop tersebut.
proses kerja
Tidak butuh proses yang panjang, ibu maryati, mempersilahkan saya untuk melihat secara langsung namun mengingatkan bahwa ini sudah hampir pukul 4, jam kerja hampir selesai. Tanpa membuang-buang masa, saya segera kembali ke bengkel yang berada di sisi pintu masuk. Disini tampak setiap orang asyik dengan pekerjaan mereka masing-masing. Setelah mengambil beberapa photo dan mengamati kesibukan mereka, saya kembali ke kantor dan bertemu langsung dengan pewaris sekaligus pemilik usaha kerajinan salim silver ini.
Priyo Salim, demikian pria paruh baya ini memperkenalkan diri, seraya mempersilahkan saya duduk di sofa panjang berwarna krem di salah satu sudut ruang kantor. Pak Priyo lalu menjelaskan proses pembuatan sebuah perhiasan atau ornamen perak. Acir, atau  perak mentah dilebur dan dicampur dengan tembaga atau platina karena pada dasarnya, perak mentah terlalu lunak untuk dapat dibentuk. Lalu kemudian di bentuk menjadi bentuk lempengan atau plepet dan tali atau urut, menurut tevak atau tipis plepet dan besar atau kecil urut. Dari proses ini kemudian barulah bisa lakukan pembentukan perhiasan sesuai yang kita kehendaki.
Salah satu teknik membentuk perak disebut filigri yaitu tali perak dibentuk menurut pola dan disusun hingga membentuk rangkaian yang dikehendaki. Dari beragam bentuk filigri ini nanti bisa dikembangkan menjadi banyak ornamen yang indah seperti bunga, hewan, dan berbagai ragam lainnya, namun juga bisa dikombinasikan dengan hasil ukiran dan pahatan.
proses kerja
Proses yang dilalui memang bisa dikatakan rumit dan cukup panjang, butuh ketelatenan dan sentuhan seni. Tidak salah bila kemudian banyak yang terpesona dan jatuh cinta pada keindahan perak, termasuk saya :D hingga saat menyambangi showroom Salim Silver yang terletak di jalan kemasan, saya terpaksa harus menahan hati menyaksikan semua perhiasan yang begitu menggoda iman. Meski demikian akhirnya saya memutuskan menghadiahkan pada diri sendiri sebuah pin filigri dari tembaga, yang saya yakin sangat cantik disematkan pada baju bodo-baju tradisional orang bugis saat menghadiri sebuah pesta pernikahan. 

HANGOUT & PLAY


Sitisewu 25 September 2012
Selasa 12,07pm

pengenjung sebuah cafe yang asyik bermain kartu 


Selama berada di jogja ini, saya menyempatkan diri untuk hangout di tempat-tempat tongkrongan anak muda jogja yang cukup populer. Tentu saja saya menemui keadaan yang cukup semarak, tapi suasana santai sangat terasa.
Kedati demikian ada satu hal yang menjadi perhatian saya. Hampir disemua tempat-tempat gaul tersebut saya melihat sebuah keunikan. Orang-orang bermain kartu, ya kartu remi. Entah para lelaki atau para gadis-gadisnya.
Bagi saya, ini sungguh menerbitkan keheranan, karena di tempat asal saya, kartu remi, atau gaple hanya di mainkan di pos ronda, oleh para pria-pria sebagai permainan melewatkan waktu menanti pagi. Atau sebuah permainan yang kemudian di tunggangi oleh unsur strategi demi rupiah, dan digelar dalam ruang tertutup nan rahasia.
Mungkin secara umum, ini berarti hal yang sama. Tetapi ketika anak muda jogja memainkannya di cafe, yang selama ini saya tau punya kelas di mata sebagian orang, maka mau tidak mau membuat saya memaknainya secara berbeda. Sedemikian sempitkah ruang bermain mereka hingga merasa syah-syah saja membawanya ruang publik? Atau sedemikian luasnya mereka melihat ruang publik hingga bisa menerima segala bentuk permainan? Entahlah.. Saya hanya beropini, tanpa maksud menilai terlebih menjudge. Meski sejujurnya, kartu remi atau gaple, dimainkan dalam konteks apapun memang mengasyikkan. Hayuk.. Di bagi kartunya.. ☺      AIDA
                                                                                                                ****

Friday, July 27, 2012

playing with colors

bila hidup tiba-tiba memberikan kejutan indah, pasti senangnya tidak terkira...

belakangan ini, aku sangat asyik bermain dengan warna.
aku nyeket, aku nggambar dan aku ngelukis.
rasanya sungguh menggembirakan.
aku merasa seperti kanak-kanak yang  diberi mainan, terlupa, melupakan semua yang nyata.
meski sesungguhnya, ini bukan hal yang baru, aku memang suka menggambar, meski kemudian hasilnya adalah "abstrak" hahaha. 
namun belakangan ini, aku sepertinya lebih konsen melakukan hal ini.
setiap hari pasti meluangkan waktu, menyempatkan diri.
i even fall asleep with those stuff. pencil, and papers and brush.
terkadang aku tidak mementingkan hasil, tetapi proses aku membaca lingkungan, suasana dan kemudian menerjemahkannya diatas kertas atau canvas. 
sangat nikmat. 
tarikan garis, polesan warna itu sungguh membahagiakan buatku.
aku merasa seperti berada di dunia yang hanya bisa ku mengerti sendiri, sepi namun penuh hingar bingar nyanyian warna. 




i play with pencil
i play with watercolor
i play with acrylic
i play with oil
i play with colors

another passion in my life.





Thursday, June 14, 2012

sepotong cerita dari selembar @cardtopost

dulu....
waktu jaman masih belum secanggih sekarang, masih ingat nga kalian, kira-kira jaman SD, ada masa kita kirim-kiriman surat ama sahabat pena kita. atau ngirim surat ke artis-artis yang kita suka.  
masih ingat juga g serunya.... apalagi kalau surat kita dibales. wuih.... perasaannya gimana gitu yah.... 
bisa jadi heboh tuh. sampe dibawa kesekolah trus dipamerin ama teman-teman sekelas..... *hayo ngaku siapa yang begitu.. :) 

nah.. sekarang, saat semua sudah serba elektronik, pernah nga kepikiran buat kirim-kirim berita secara manual gitu. maksudnya nulis surat dikertas, trus di masukin amplop, cantumin alamat dan dibawa ke kantor pos, dibeliin prangko, ditempelin trus dicap, di serahin deh ke bapak posnya buat di kirim sambil harap-harap cemas, nyampe g yah.. dibales g yah......   :D 

mungkin sebagian dari kalian mikirnya, ih.. repot banget, kan bisa email-emailan, bisa sms, atau bbm. nga perlu nunggu lama, bisa dijawab saat itu juga. lagi.. hari gini apa kantor pos nya masih eksis? hehehe........ 
sebenarnya berkorespondensi secara manual itu menyenangkan lho, proses yang kita jalani, menulis, dan mengeposkan surat, bisa membawa suatu hal tersendiri. terlebih.. surat yang kita terima bisa menjadi semacam kenang-kenangan, pengingat dari masa itu. seperti  ketika saya nemu beberapa surat dari sahabat pena yang ternyata masih tersimpan. ih.... sumpah... lucu bener.. saya sampai senyum geli membacanya. 
oh.. how i miss that silly days.....     

well.. meski begitu.. di dunia yang serba elektronik ternyata masih ada juga orang-orang yang punya minat dan menaruh kepedulian pada korenspondensi manual. adalah @cardtopost, yakni sekumpulan orang-orang muda yang berkeinginan menghidupkan lagi budaya berkirim kartu pos. senengnya tak terkira, waktu nemu laman ini, yeah.. akhirnya bisa kirim-kirim surat lagi. dan thanks to the internet, melalui media blog dan twitter, keberadaan komunitas ini bisa dengan cepat di respon oleh para pehobi surat-menyurat lainnya.  *bener nga seh tulisnya? :D   
nah... disini aku mw pamerin kartu pos pertama yang aku terima. 

my first @cardtopost


ini dari Novely. ngirimin kartu pos buatan sendiri dengan tema Lady Diana, karena dia suka banget segala hal yang berbau England. yeah..... thank you Novely.. kartu posnya udah aku balas ya..... ditunggu. 


o.. iya... aku juga mw liatin kartu-kartu hasil buatan aku yang udah dikirim. 

my handmade @cartopost
so buat yang udah kirim alamat, ditunggu deh............


hm......... gimana, kebayang kan serunya.....
beneran g pengen nyobain kirim-kiriman  kartu pos.... 
hayuk.....................  






Sunday, June 10, 2012

TololoeBooks Goes to Dusun Kapu

dari hasil bincang-bincang tanpa arah dengan Seto Ariyadi, seorang sabahat dari Wanci Wakatobi, dalam perjalanan pulang berjalan-jalan, tercetus ide untuk membuka rumah baca di Dusun Kapu,Desa Sani-sani, Kec. Samaturu yang baru saja kami kunjungi.
ini buka ide baru bagi saya, karena hal ini adalah sebuah impian yang terpaksa saya endapkan sekian lama karena terbentur kendala sepele yang kemudian menumpuk dan akhirnya terabaikan bersama segala kesibukan saya.
dari celetukan yang bernas itu, kami lalu membicarakan teknis dan kemungkinan kendala yang akan kami hadapi. maklum saja, sahabat saya ini, sudah punya banyak pengalaman sebelumnya dalam hal pengelolaan rumah baca. meski begitu, pompaan semangat teman-teman penggembira yang juga ikut dalam perjalanan hari itu membuat saya meneguhkan niat untuk mulai bertindak. sekarang. saat ini juga.
dimulai dengan menghubungi salah seorang sahabat Meilan Bintang yang juga punya perhatian yang sama besar dalam hal. keesokan harinya, kami  bertiga lalu berdiskusi panjang tentang segala sesuatu hal yang harus kami lakukan, apa yang kami butuhkan dan apa yang akan kami hadapi. kami juga membicarakan banyak hal yang sangat berkaitan dengan rumah baca. dimana hal ini kami tuangkan dalam rencana besar dan jangka panjang.
bertiga, kami menetapkan hati untuk bekerja demi untuk sebuah impian kecil.
pekerjaan saya dimulai dengan mengumpulkan buku-buku bacaan yang layak untuk anak usia sekolah. beberapa jenis majalah bekas yang sesuai untuk anak-anak, buku-buku pelajaran dari tahun-tahun sebelumnya yang tidak lagi dipakai serta koleksi komik pribadi saya dan Meilan.
alhamdulillah, dari target awal saya 100 buku, kami berhasil mengumpulkan 117 eks buku dan majalah.

Sayang dan Lani

setelah proses pendataan,pencatatan buku, dan pelabelan. maka buku telah siap diantarkan.
dan akhirnya pada Jumat, 8 juni 2012. saya dan Meilan, berkunjung kembali ke dusun kapu desa sani-sani kec. samaturu untuk mengantarkan buku-buku tersebut.
sesampainya disana, kami disambut oleh keluarga Bapak Saidi. penduduk asli Ds.Kapu yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan, setelah perbincangan yang cukup panjang, dengan bapak Saidi dan keluarga. akhirnya buku kami turunkan dari  mobil. dan menyerahkan pada adik Sayang Anggraini, putri pertama bapak Saidi yang kami daulat sebagai penanggung jawab rumah baca.
sejak kedatangan kami, telah ada beberapa anak yang menyambut kami yang diantaranya adalah  putra-putri pak Saidi yang berjumlah 5 orang. namun entah dari mana beritanya, bahwa kami datang dengan membawa banyak buku, tiba-tiba saja rumah sederhana Pak Saidi yang tidak seberapa luas, dipenuhi oleh belasan anak-anak yang antusias ingin berkenalan dengan kami dan memohon untuk bisa membaca buku-buku yang kami bawa.
anak-anak dusun kapu

Kakak Meilan bersama Bapak Saidi
tidak terkira kesenangan kami akan sambutan ini. terlebih bapak Saidi dengan wajah berseri dan mata yang sedikit berkaca, mengatakan bahwa ia tidak pernah menyangka ada orang asing yang punya perhatian dan kepedulian begitu besar terhadap anak-anak dikampung mereka utamanya dalam hal pendidikan. dan karenanya sangat berterima kasih atas hal tersebut. beliau juga bersedia membantu hal-hal yang mengenai rumah baca yang akan berjalan ini.

tidak terasa hari beranjak sore, hampir seharian kami disana bermain, dan bercerita, kami lalu pamit pulang. sambil pamitan, kami menitip pesan, agar adik-adik semua rajin membaca, rajin belajar, serta berjanji bahwa kami akan segera kembali lagi dengan lebih banyak buku. semua melepas dengan senyuman dan lambaian tangan. senyum tulus, senyum penuh keceriaan... kami pun tersenyum, senyum penuh kebahagiaan. kebahagian yang penuh arti. kebahagian dari berbagi.

oh iya hampir lupa, kami-saya dan Meilan sepakat menamai rumah baca ini Rumah Baca Tololoe, yang berarti rumah orang muda, yang berjiwa dan bersemangat positif anak muda.


happy reading



Monday, April 23, 2012

balikpapan night view

beginilah penampakan dari atas jembatan yang menghubungkan balikpapan plaza & hotel bahtera.

 salah satu sudut balikpapan baru
pemandangan malam dari melawai, salah satu pusat jajan warga balikpapan.

Tuesday, February 21, 2012

monolog

*thinking Should i call u?
*hening or maybe i shouldn't
*stillthinking but maybe u miss me!
*masihhening  but maybe u don't
*keepthinking so i shouldn't call u!

*tetaphening i know i shouldn't call u!

*mindfighting

ok u win.. i shouldn't call u

Monday, February 20, 2012

tanpa mahkota


tanpa mahkota

Dan sekarang dapat kubaui manisnya keringatmu dari kesat kulitku
Tapi aku mempelai tanpa mahkota
Mungkin dicuri oleh indahnya mimpi
Atau hanya kau pinjamkan untuk merayuku

Tetabuhan masih menggema
Mengelorakan aroma asmara riuh
Tetamu bersuka cita habiskan kemeriahan

Dari celah jendela kamar kita
Kulihat purnama hampir sempurna
Dan kelat keringatku samar
Kuingat deru nafasmu
Tapi mahkotaku tak ada lagi
Semarak bunyi kendang memabukkan perasaanku




*kolaka 2009









 

Tuesday, January 24, 2012

rose,orchid,etc......

 every flower has it colour and smell. 


Pagi di Teluk Kendari



saya berniat memotret matahari terbit diteluk kendari, sejak saya tiba di kota lulo tersebut tapi apa daya, saya selalu kalah dengan mimpi yang bersemayam dilelap mata. dan pastinya saya sukses terbangun saat sinar hangatnya sudah menyentuh kulit.





namun saya percaya, semua punya waktu.
hingga disuatu pagi. pukul 6~ kurang banyak berhasil mengalahkan kantuk, sesaat sebelum raja hari mulai bersinar.
bergegas saya memacu mobil kearah pantai. Kendari Beach. KeBy, demikian warga Kendari menyebutnya.
rupanya saya memang tidak berjodoh dengan KeBy sunrise karena saat tiba disana tak ada lagi berkas jingga dilangit yang tersisa. tapi tak apa...tetap ada hal lain yang bisa "ditangkap"
tak membuang waktu lagi segera saya menjelajah keseluruh penjuru pantai. mematut komposisi, dan mulai merekam geliat pagi.

hampir tak ada jejak kehidupan malam yang tersisa, kecuali sampah-sampah plastik yang mengapung diair yang tenang dan tenda-tenda yang kosong melompong. padahal saat  senja turun, segera saja warung-warung tenda dan cafe pinggir jalan meramaikan kawasan ini. menjadikan tempat sebagai pusat gaul orang kendari.

tapi sepagi ini. sepi.jalanan pun lenggang. hanya satu dua sepeda motor yang melintas. perahu-perahu kayu pun hanya tertambat bisu. seakan ingin memberikan waktu kepada saya untuk meresapi kedamaian teluk kendari.

Monday, January 23, 2012

MTQ Square Kendari - Night Shoot

memotret dengan situasi keterbatasan cahaya, adalah sebuah tantangan tersendiri.
bukan hal yang mudah untuk mendapatkan photo yang bersih, tapi bukan berarti tidak bisa.
photo-photo berikut ini contohnya.
lampu-lampu yang bersinar dipenjuru monumen tidak cukup untuk menjadikannya "menyala"
maka hukum SS harus dipakai. membuka rana hingga f/8 atau lebih dan menggunakan slowspeed beresiko pada gambar yang shake. so tripod adalah penyelamat, tetapi saya tidak membawa tripod, maka saya berjudi dengan speed 1.3s, kecepatan paling lambat yang masih mampu saya "tahan".
dan inilah yang saya dapatkan. :D

Monumen MTQ kendari yang dibangun semasa Ali Mazi menjabat orang no 1 Sulawesi Tenggara, kini menjadi ikon kota Lulo tersebut. tempat ini adalah salah satu titik kumpul anak-anak muda kendari dimalam minggu.selain pantai Kendari Beach tentunya.



photo saya ambil bertepatan saat diadakannya Pameran Gelar Teknologi Tepat Guna oktober 2011 lalu. pameran yang diikuti oleh seluruh provinsi dan kabupaten se Indonesia dan digelar di kompleks Monumen ini.
sayangnya keindahan tugu dengan gemerlap lampunya tidak bisa dinikmati setiap saat, hanya pada waktu-waktu tertentu.yakni saat pemerintah daerah mengadakan hajatan besar yang berlokasi di tempat ini.

Belajar Motret Konser - GEISHA



jujur saya bukan penggemar grup band yang satu ini, semua orang boleh saja akrab dengan beberapa lagu mereka yang sedang hits dimana-mana tapi itu bukan saya.

meski begitu, ketika GEISHA sedang singgah dikolaka dalam serangkaian tour, saya tetap menyempatkan diri untuk datang dan ikut menonton dengan satu misi, MOTRET KONSER. 


hanya berbekal D3000 dan sebuah lensa kit, saya teguhkan hati demi sebuah kesempatan. BELAJAR.


harus saya akui, dengan lensa 18-55 VR yang saya bawa, saya hanya memiliki sedikit pilihan. terlebih lagi posisi 15 m dari  panggung ditengah penonton, sangat tidak menguntungkan. 
tapi menerima nasib untuk kemudian urung motret pun sangat tidak mungkin.

maka saat semua orang disekeliling saya larut dalam irama musik dan suara momo, saya tetap konsen mencoba mencari kesempatan akan mendapatkan photo yang top. :D
saya harus bersyukur dengan tubuh mungil saya, karena saya bisa dengan mudah menyusup dan menyelinap diantara penonton, hingga akhirnya bisa berada cukup dekat dengan bibir panggung. dan mendapatkan beberapa shoot yang wokeh.

dan inilah 3 photo yang bisa saya bagikan dari sekian banyak yang terekam di memori.

dari kesempatan ini saya belajar banyak hal yang membuat saya yakin bahwa memotret itu
  1. gear yang sederhana bukan tidak bisa menghasilkan foto yang mumpuni
  2. kreatif dengan gear yang kamu miliki
  3. jangan terpaku dengan situasi yang sepertinya tidak menguntungkan
  4. cari kelebihan dari kekurangan yang ada
  5. yang pasti memotret itu menyenangkan.
 teknis
  • karena faktor cahaya yang seadanya semua photo diambil dengan mode S
  • top di ISO 800 demi mengantisipasi noise yang nga sopan
  • AWB, standarlah

seandainya boleh

kepada kekasih

kalau boleh memilih aku hanya ingin menjadi orang yang mencintaimu tanpa pamrih.
tulus dengan segala rasa yang memberi.
cukup dengan semua yang terbalas.
tak perlu lebih.

kalau ada kasih tak sudah ingin ku punya dan beri padamu
lapang dengan segenap jiwa
indah dengan semua yang memberi
tak berbalas

sudah kucoba.
bukan sekali ataupun dua.
mungkin melebihi jumlah jemari yang kupunya.
tapi nuraniku penuh iri.
tapi hatiku penuh cemburu
tapi rasaku terlalu manusiawi

seandainya boleh memilih aku ingin kau mencintaiku seperti aku mencintaimu.

dirty n wild ~ the cat

kalau mw jujur, saya nga pernah suka kucing. bukan jenis piaraan yang lucu,imut, menggemaskan bagi saya. tapi karena sesuatu dan lain hal saya terdampar ditempat yang mengharuskan saya membiasakan diri dengan kehadiran beberapa, ~nga hanya satu, dua, empat, tapi banyaaaaaaaak.kucing yang tidak memberikan saya pilihan selain menjadikannya objek photo demi melewati waktu sebelum saya mulai menderita kebosanan akut.

hahaha.....






karena ini adalah jenis kucing rumah liar, maka saya hanya menampilkannya dengan sejujur mereka adanya. keras, kotor dan liar. bukan dengan sisi elegan, lembut, menggemaskan.
menurut kalian saya patut berterima kasih pada talent yang tidak saya favoritkan ini bukan.
well........................
i did. i feed them fairly. hehehe.............

antara aku, kau dan jarak - romansa tak bertepi

BF " i've try to call u but u're out of reach. i'm home."
GF "thanks God. but i miss u already. read my stat."
BF "i know. but i'm out of the line"
GF " I    M I S S     U"
BF "miss u too"
GF "a lot. i need to be next to u"
BF "i'm so sorry baby... i'm here. what should i do for u?"
GF "nothing. just wait. i'll be there soon as possible"
BF "love u dear"

matahari masih belum beranjak jauh sejak sesaat tadi.
pipiku masih hangat dengan kecup halus yang kau berikan sebelum bergerak pergi.
dan lirih kata "i love you, i'll miss u, take care"  juga masih terngiang ditelinga.
memang, baru sesaat tadi saat genggaman kita berpadu erat, berat saling melepas.
memang, baru sesaat tadi saat kita memuaskan rindu dengan mata yang menatap erat.

antara aku,kau dan jarak adalah romansa yang berulang.

dan kembali, bersendirian kita mulai mengumpulkan kenangan yang terserak dari romansa singkat.
tak perlu diumbar katamu, "rela saja tapi bukan pasrah"
"akan kau puja hari pertemuan setelah menahan rindu."
hanya perlu kau tau,
antara aku, kau dan jarak adalah romansa yang mungkin tak bertepi.

PS. aku dan kamu. langkah yang padu dari rajutan roman tak bertepi.

Sunday, January 22, 2012

oleh-oleh dari utara

oleh-oleh dari hunting singkat dadakan tanpa rencana ke lasusua, sehari sebelum 2011 berakhir.

Swallowtail Graphium Anthedon (or Graphium Milon ). demikianlah nama sicantik ini menurut teman saya yang seorang prof di Dortmunt University.

saya menemukannya bermain-main sendiri didekat sebuah mata air ditepi pantai.

Thursday, January 19, 2012

SIMPLICITY

STRONG & SIMPLE 
another sample of my shoot.
but this time a BW mode.
i like the strong line of the palm leaf. but i found that the green and yellow would ruin the simplicity. so i remove the color, and voila. this is it.

TREE LIGHT





this is one of my early shoot during the trial n error lesson period. using my retire EOS 400D 1/15s f/4.5 iso 100. i take it in a RAW. and recently just did a little auto contrast retouch using picasa. nothing else. 



Tuesday, January 17, 2012

hujan, jejak, wangi tanah

hujan datang lagi.
bawa angin yang semilir meniup pucuk beringin
tak ada gemuruh.
tak ada rusuh 
semua hanya tetes air yang perlahan jatuh menderai


hujan datang lagi
sepoi-sepoi membelai hatiku
tak ada resah
tak ada gelisah
hanya jejak yang perlahan menghilang


hujan datang lagi
sedikit ragu diantara cumbu
tak ada cerita
tak ada airmata 
hanya wangi tanah yang basah




inspire by a 'poem' of adhitia sofyan ~after the rain in radioholicz blog.
i just join a new site.
and it just awesome to know that playing with colours could drive into some moods.
and not also just colours and colouring. here you can also play with shape, and pattern.
so guys...

this one of the simple yet powerfull pattern.
TANGLED VINES.by javystrait.
enjoy...

Tangled_Vines
Vector Patterns by COLOURlovers

Sunday, January 15, 2012