Gerbang Kotagede |
Bapak Priyo Salim |
Gerbang selamat datang di sentra kerajinan
perak kotagede menyambut saya, saat memasuki jalan kemasan. Inilah pusat
kerajinan perak yang terkenal di seantero indonesia bahkan hingga ke
mancanegara. toko-toko yang menjajakan hasil kerajinan perak ini, berderet
sepanjang jalan, menggoda mata dengan etalase yang memajang berbagai pernik dan
ornamen cantik.
Terus berjalan, naik turun menyusuri
pedestrian yang cukup nyaman, saya mendapati banyak papan penanda yang
bertuliskan “kerajinan perak” namun kaki saya terus saja melangkah, seraya
mengamati jajaran showroom tersebut. Hingga kemudian saya sampai pada sebuah
pertigaan yang cukup sempit, dengan sebuah rumah besar bercat biru disudut
jalan. Tampaknya rumah ini telah lama
ditinggalkan penghuninya, namun kesan megah tidak hilang begitu saja meski
dalam kondisi tak terawat. ada sedikit keraguan apakah harus berbelok ke kiri
atau lurus saja. Akhirnya saya berbelok kekiri, dan menemukan perbedaan yang
cukup signifikan dari ruas jalan kemasan. ruas
Dari depan tampak seperti sebuah gang yang
agak menakutkan, tidak tampak ada sesuatu dibalik tembok-tembok tinggi yang
gelap dan muram itu, namun kemudian sebuah pintu yang terbuka, dengan papan
nama salim silver, seperti menarik saya untuk melongok lebih dalam. Benar saja,
rupanya itu ada bengkel kerja pengrajin perak. Tetap seperti yang saya cari.
Sebagaimana adat berkunjung dalam budaya
timur, kita harus memperkenalkan diri pada sang empunya rumah dan meminta izin
sebelum memasuki rumah. Saya bertanya pada beberapa perajin yang tampak sibuk.
Dan mereka menyaranka saya untuk langsung menemui pemilik workshop tersebut.
proses kerja |
Tidak butuh proses yang panjang, ibu
maryati, mempersilahkan saya untuk melihat secara langsung namun mengingatkan
bahwa ini sudah hampir pukul 4, jam kerja hampir selesai. Tanpa membuang-buang
masa, saya segera kembali ke bengkel yang berada di sisi pintu masuk. Disini
tampak setiap orang asyik dengan pekerjaan mereka masing-masing. Setelah
mengambil beberapa photo dan mengamati kesibukan mereka, saya kembali ke kantor
dan bertemu langsung dengan pewaris sekaligus pemilik usaha kerajinan salim
silver ini.
Priyo Salim, demikian pria paruh baya ini
memperkenalkan diri, seraya mempersilahkan saya duduk di sofa panjang berwarna
krem di salah satu sudut ruang kantor. Pak Priyo lalu menjelaskan proses
pembuatan sebuah perhiasan atau ornamen perak. Acir, atau perak mentah dilebur dan dicampur dengan
tembaga atau platina karena pada dasarnya, perak mentah terlalu lunak untuk
dapat dibentuk. Lalu kemudian di bentuk menjadi bentuk lempengan atau plepet
dan tali atau urut, menurut tevak atau tipis plepet dan besar atau kecil urut.
Dari proses ini kemudian barulah bisa lakukan pembentukan perhiasan sesuai yang
kita kehendaki.
Salah satu teknik membentuk perak disebut
filigri yaitu tali perak dibentuk menurut pola dan disusun hingga membentuk
rangkaian yang dikehendaki. Dari beragam bentuk filigri ini nanti bisa
dikembangkan menjadi banyak ornamen yang indah seperti bunga, hewan, dan
berbagai ragam lainnya, namun juga bisa dikombinasikan dengan hasil ukiran dan
pahatan.
proses kerja |
Proses yang dilalui memang bisa dikatakan
rumit dan cukup panjang, butuh ketelatenan dan sentuhan seni. Tidak salah bila
kemudian banyak yang terpesona dan jatuh cinta pada keindahan perak, termasuk
saya :D hingga saat menyambangi showroom Salim Silver yang terletak di jalan kemasan,
saya terpaksa harus menahan hati menyaksikan semua perhiasan yang begitu
menggoda iman. Meski demikian akhirnya saya memutuskan menghadiahkan pada diri
sendiri sebuah pin filigri dari tembaga, yang saya yakin sangat cantik
disematkan pada baju bodo-baju tradisional orang bugis saat menghadiri sebuah
pesta pernikahan.
No comments:
Post a Comment