Tengah malam kemarin saya menghubungi seorang mantan yang telah berulang kali meninggalkan panggilan tak terjawab diponsel saya.
Awalnya, basa basi saja. Saling menanyakan kabar. Apa yang sedang dilakukan. Apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Hingga akhirnya saling melempar candaan khas orang dewasa. Setelah sesi menggoda tersebut, saya pun menanyakan kabar kehidupan pribadinya. Disini rupanya masalah itu.
KG : “nga Tau harus bagaimana lagi. Sudah habis akal saya.” *kek na berat neh*
ME : “seharusnya dia mau mengerti. Kalau dia berkorban, semua demi kebahagiaan kalian juga kan.” *mencoba menelaah*
KG : “seharusnya. Tapi selalu saja tidak bisa.” *terdengar putus asa*
ME :“tidak bisa atau memang tidak mau. Jangan salah loh ya.” *hehehe… mulai kompor deh*
KG :“entahlah” *pasrah*
ME :“mungkin kamu harus bicara jujur. Blak-blakan aja. Perlihatkan semua kemungkinan yang ada. Terburuk sekalipun.” *terbawa emosi*
KG :“maksudnya” *kura-kura dalam perahu*
ME ;“Bilangin aja kalau kucing makannya ikan. Tapi kalau lapar ikan asin rasanya lebih nikmat loh” *analogi kucing garong*
KG :“itu dia masalahnya” *dilemma*
ME :“kenapa. Kamu nga brani ngaku Kucing garong.” *dasar kucing*
KG :“should I!” *hehehe………………*
No comments:
Post a Comment