Waktu makan malam sudah jauh terlewati, saat kami memutuskan untuk mengeksekusi rasa lapar disebuah warung tenda dipinggir pantai . pilihan yang sederhana dan tak memakan waktu. tak heran saat semua pesanan tersaji, kami langsung saja menyantap menu masing-masing. Davie yang kebagian sepiring nasi dan sepotong ayam goreng-tanpa sambal, juga tampak sibuk. Tetapi melihat kami makan dengan sambal dia lalu tengok kiri dan kanan Mencari cocolan untuk ayam gorengnya.
D:”kecap…” lantang meminta perhatian
S:”nga usah de’ itu saja nasi dengan ayam!” mencoba mengalihkan perhatiannya.
D:”Kaka Ucu.. Kecap caya.” Berganti memohon pada ucup dengan tambahan kata Kaka. Berharap permohonannya dikabulkan.
U:”itu sama Idhop. Pedis punyaku.” Menunjuk ke piring saya yang hanya berhias sambal Kacang.
S:”makan saja de’, mau cobakah?.” Menyendokkan secuil sambal kemulutnya.
D:”Jangan. Kecap…..” teriaknya lagi
U:”Pedis itu bodo.!” Tetap mengacuhkan rengekan yang tak kenal lelah
D:”Tidak pedis!” bertahan
U:”Pedis!” argumen bodoh
D:”tidak pedis. M A N I S!” dengan wajah penuh kemenangan meraih botol kecap yang jauh didepannya. Memandikan nasinya dengan saus kedelai hitam itu dan mulai makan dengan sangat lahap.
Lokasi warung tenda sari laut pak iin asli Surabaya. Pantai kolaka.
Peserta, Saya, Ciyie, Davie, Mama, Nand dan Ucup.