rutinitas yang menggerogoti sudah kronis.
sebelum membunuhku kuputuskan diamputasi saja.
tinggal meneguhkan hati.
tersisa membarakan harapan.
besok atau lusa.
sebelum mati sebelum lupa sebelum terlena sebelum....................
Sunday, June 22, 2008
Sunday, June 15, 2008
MY TeaM
tampaknya semua orang sibuk dengan gempita piala EURO 2008. dimana-mana kek na jadi topik hangat dan seru abiez. bagaimana pola permainan suatu tim. bagaimana strategi bertahan yang harus dimainkan. siapa dan bagaimana lainnya. sungguh, tidak mengerti. saya hanya tahu bahwa ada sebuah bola yang digiring beramai-ramai untuk dimasukkan kesebuah gawang, mana pun itu. jujur, saya juga tidak buta samasekali. saya tahu sedikit. hanya sedikit. dan kalau ditanya negara favourite, ITALIA jawab saya kencang tanpa ragu.
tidak ada alasan khus, hanya karena mereka memang punya kapasitas untuk itu. lain tidak.
tidak ada alasan khus, hanya karena mereka memang punya kapasitas untuk itu. lain tidak.
Wednesday, June 11, 2008
R AiN
sepoi-sepoi angin
rinai gerimis
menarinari sambut hujan
dibalik tirai kutatap saja gemuruh yang dibawa gelap awan
turun turunlah
mari berderai sederas rinduku
mari menggenapi setitik lagi airmataku yang kering
turun turunlah
hujan yang basah
hujan yang guyub
turun turunlah
biar semua nikmati dingin yang memenjarakan kelu
rinai gerimis
menarinari sambut hujan
dibalik tirai kutatap saja gemuruh yang dibawa gelap awan
turun turunlah
mari berderai sederas rinduku
mari menggenapi setitik lagi airmataku yang kering
turun turunlah
hujan yang basah
hujan yang guyub
turun turunlah
biar semua nikmati dingin yang memenjarakan kelu
kOMuNiKasi
aneh ya, betapa keadaan terkadang bisa membuat kita menyadari arti seseorang.
selama ini saya tergolong orang yang tidak begitu mementingkan komunikasi (dalam arti menjaga hubungan jarak jauh). sekedarnya saja. tidak kepada siapapun. jangankan si dia, bunda saja sering bingung memikirkan saya yang berbulan-bulan tanpa kabar berita. prinsipku saya "tidak ada berita berarti kabar baik"
tapi kemudian tidak bisa lagi begitu.
ade-ku. sibungsu kesayangan bunda. sedang mencoba peruntungan nasib dikampung orang. sebenarnya ini biasa saja. bukan hal besar. toh saya juga begitu. tapi ini masalahnya sibungsu. sebagai kakak yang exist. saya bertanggung jawab penuh pada dia. jadi mau nggak mau saya dapat tugas baru. menelpon si ade. 2 kali sehari, 7 hari seminggu. sumpah ini merepotkan. sudah saya bilang kalau saya tidak mau terlalu pusing nelponin orang2 nanya kabar keliwat sering. dua minggu sekali cukuplah. tapi, ini kasus yang berbeda. jadilah sekarang say miss ring2. sehari nelpon dua hingga empat kali, belum terhitung berbalas pantun (baca smsan) yang bisa hingga 10 kali. capek . tapi harus, karena saya harus tahu detik perdetik apa yang dibuat sibungsu. memastikan dia baik2 saja.
sebenarnya kalau mau turut hati bisa saja saya biarkan semua apa adanya. tapi kemudian saya baru menyadari bahwa, kami -saya khususnya- secara tidak sadar justru saling memperbaharui arti komunikasi antar adik dan kakak yang selama ini cenderung tidak ada.
aneh.. ya, kenapa harus jarak yang bisa membuat saya mengerti arti penting kata-kata.
"wei.. bqn apa?"
"bae2 loe?"
"dimana? jangan keseringan keluar2."
"sudah makan belum?"
..................
..................
selama ini saya tergolong orang yang tidak begitu mementingkan komunikasi (dalam arti menjaga hubungan jarak jauh). sekedarnya saja. tidak kepada siapapun. jangankan si dia, bunda saja sering bingung memikirkan saya yang berbulan-bulan tanpa kabar berita. prinsipku saya "tidak ada berita berarti kabar baik"
tapi kemudian tidak bisa lagi begitu.
ade-ku. sibungsu kesayangan bunda. sedang mencoba peruntungan nasib dikampung orang. sebenarnya ini biasa saja. bukan hal besar. toh saya juga begitu. tapi ini masalahnya sibungsu. sebagai kakak yang exist. saya bertanggung jawab penuh pada dia. jadi mau nggak mau saya dapat tugas baru. menelpon si ade. 2 kali sehari, 7 hari seminggu. sumpah ini merepotkan. sudah saya bilang kalau saya tidak mau terlalu pusing nelponin orang2 nanya kabar keliwat sering. dua minggu sekali cukuplah. tapi, ini kasus yang berbeda. jadilah sekarang say miss ring2. sehari nelpon dua hingga empat kali, belum terhitung berbalas pantun (baca smsan) yang bisa hingga 10 kali. capek . tapi harus, karena saya harus tahu detik perdetik apa yang dibuat sibungsu. memastikan dia baik2 saja.
sebenarnya kalau mau turut hati bisa saja saya biarkan semua apa adanya. tapi kemudian saya baru menyadari bahwa, kami -saya khususnya- secara tidak sadar justru saling memperbaharui arti komunikasi antar adik dan kakak yang selama ini cenderung tidak ada.
aneh.. ya, kenapa harus jarak yang bisa membuat saya mengerti arti penting kata-kata.
"wei.. bqn apa?"
"bae2 loe?"
"dimana? jangan keseringan keluar2."
"sudah makan belum?"
..................
..................
Sunday, June 8, 2008
Mantra
haruskah aku ucapkan lagi kutukan tentang derit magis sembilu yang tak akan kucurkan darah hingga kau leluasa menghisap seluruh keluguanku/haruskah aku ucapkan lagi mantra pengerat jiwa yang menelanjangi serpih-serpih ego hingga kau leluasa mengulum nafsuku/
tapi matahari sudah terbakar/seperti matamu yang simpan luka/seperti tubuhku yang menahan palsu
dan kita menari/ memanggil hujan/membelah bulan
haruskah aku ucapkan lagi kutukan tentang derit magis sembilu yang tak akan kucurkan darah hingga kau leluasa menghisap seluruh keluguanku/haruskah kuucapkan lagi mantra pengerat jiwa yang menelanjangi serpih-serpih ego agar kau leluasa mengulum nafsuku
tapi matahari sudah terbakar/seperti matamu yang simpan luka/seperti tubuhku yang menahan palsu
dan kita menari/ memanggil hujan/membelah bulan
haruskah aku ucapkan lagi kutukan tentang derit magis sembilu yang tak akan kucurkan darah hingga kau leluasa menghisap seluruh keluguanku/haruskah kuucapkan lagi mantra pengerat jiwa yang menelanjangi serpih-serpih ego agar kau leluasa mengulum nafsuku
Label:
Poem
Paradoksmu
entah bagaimana arti bahagiamu.
senyum perih/ lagu sendu/ luka hati/tangis luguku.
entah apa makna kesedihanmu
sebalik bahagiakukah?
mereka bilang itu paradoks hidup
aku bilang itu itu omong kosong tahi anjing
sebusuk senyumku yang masih memujamu
senyum perih/ lagu sendu/ luka hati/tangis luguku.
entah apa makna kesedihanmu
sebalik bahagiakukah?
mereka bilang itu paradoks hidup
aku bilang itu itu omong kosong tahi anjing
sebusuk senyumku yang masih memujamu
Label:
Poem
tanpa korelasi
sesaat tadi kepalaku hampir pecah. ingin muntahkan semua manis bisikmu. tapi aku tersenyum saja menahan dentum seiring lirih tangis pujamu. bergeming.... kau haturkan lagi lagu gombal yang mungkin -aku yakin seyakin-yakin hati- kau curi dari pengamen jalan.
makin pusing....
diujung leher.....
dentum menggila........
HUEEEKKKKKKKK
"maaf....... mungkin wajahmu mengingatkanku pada nikmat remah-remah roti ditangan-Nya yang tidak sepantasnya aku terima"
makin pusing....
diujung leher.....
dentum menggila........
HUEEEKKKKKKKK
"maaf....... mungkin wajahmu mengingatkanku pada nikmat remah-remah roti ditangan-Nya yang tidak sepantasnya aku terima"
Friday, June 6, 2008
MeNGHilaNG
Sudah beberapa hari ini saya menghilang, ya menghilang. Tapi bukan dalam arti yang sesungguhnya. Mungkin yang kau bayangkan seseorang yang ada tiba-tiba menjadi tidak ada. Sebenarnya bisa begitu. Tapi mungkin akan kujelaskan saja biar kau bisa mengerti.
Dalam kasat mata, aku ada. Hadir. Eksis dan tidak kemana-mana jua. Jadi? saya bicara masalah jiwa. Jiwa saya sudah terbang entah kemana, beberapa hari ini. Saya ada tapi tidak ada. Mungkin lebih gampangnya kalau diandaikan sebagai zombie. Mayat hidup. Hey janganlah berpikir seseram itu juga.
Entah kenapa, sudah beberapa hari ini saya tidak merasakan gairah hidup dan kehidupan yang mengelorakan itu. Tidak sedikitpun, saya. Hidup selewatan saja. Tanpa arti. Bergerak seadanya. Tanpa hasil. Dan kalau ikut istilah saya ya, saya menghilang.
Jujur, keadaan ini sangat tidak mengenakkan. Walau tidak berdampak nyata.tetapi secara langsung dan tidak langsung tetap berdampak pada kehidupan sosial saya. Berlebihan ya? Mungkin. Tetapi coba bayangkan bila selama ini kau menikmati hidup dengan segala warna yang tertoreh. Suka-duka. Atau apapun itu. Dan kemudian tiba tiba saja tidak. Pasti terasa kehampaannya. Dan begitulah yang saya rasakan saat ini. Dengan situasi hati seperti ini, pastinya saya tidak bisa total hidup (baca bersosialisasi) sebagaimana biasa.
Hingga hari ini saya masih berjuang untuk kembali dari ketidakadaan itu. Cukup berat memang. Seperti mengumpulkan puing-puing bangunan yang terserak entah kemana.
Dalam kasat mata, aku ada. Hadir. Eksis dan tidak kemana-mana jua. Jadi? saya bicara masalah jiwa. Jiwa saya sudah terbang entah kemana, beberapa hari ini. Saya ada tapi tidak ada. Mungkin lebih gampangnya kalau diandaikan sebagai zombie. Mayat hidup. Hey janganlah berpikir seseram itu juga.
Entah kenapa, sudah beberapa hari ini saya tidak merasakan gairah hidup dan kehidupan yang mengelorakan itu. Tidak sedikitpun, saya. Hidup selewatan saja. Tanpa arti. Bergerak seadanya. Tanpa hasil. Dan kalau ikut istilah saya ya, saya menghilang.
Jujur, keadaan ini sangat tidak mengenakkan. Walau tidak berdampak nyata.tetapi secara langsung dan tidak langsung tetap berdampak pada kehidupan sosial saya. Berlebihan ya? Mungkin. Tetapi coba bayangkan bila selama ini kau menikmati hidup dengan segala warna yang tertoreh. Suka-duka. Atau apapun itu. Dan kemudian tiba tiba saja tidak. Pasti terasa kehampaannya. Dan begitulah yang saya rasakan saat ini. Dengan situasi hati seperti ini, pastinya saya tidak bisa total hidup (baca bersosialisasi) sebagaimana biasa.
Hingga hari ini saya masih berjuang untuk kembali dari ketidakadaan itu. Cukup berat memang. Seperti mengumpulkan puing-puing bangunan yang terserak entah kemana.
Subscribe to:
Posts (Atom)