Bermula dari pembicaraan tak berujung, saya akhirnya menerima tawaran seorang teman untuk belajar diving. Dan dari pembicaraan tak berawal pula, sang teman menawarkan untuk mencicipi surga menyelam bali. Tulamben.
“ini hanya ide, loe mau let’s go, loe g mw it’sok!” demikian racunnya, malam saat kami bertemu pertama kali.
Ide yang sangat menggiurkan. Kapan lagi ketulamben, diving dengan ahlinya. Demikian batin saya mencoba merayu akal sehat yang sangat labil.
Maka pada pertemuan keesokan harinya, saya mencoba mendiskusikan kemungkinan dive tulamben tersebut.
“terserah loe dho, tapi kalo oke, gw book tiket sekarang buat senin pagi!” katanya lagi
“ok.. Iet me think first, I’ll let you know first thing in the morning.” Gw berusaha tidak antusias.
And after I got home, I talk to my Mr.Affair. and you know what.?!
“don’t think about it, just do it.” He says “To much consideration will end up with nothing. Just go.” Well ternyata ini dukungan yang sangat menguatkan hati.
And I only need I call to make it happen. “guru-padahal temen gw g mw dipanggil guru. ok ya senin pagi, shall I pick you up at the dive center or i just go straight to the airport?”
“go directly to the airport. I’ll handle everything from here!”
Monday morning, 6 am. i’m heading to the airport. Although I know that my plane will be boarding at 8.45. but never mind. I just can’t wait for more longer. Yayyayay
Ada kejadian lucu, saat diruang tunggu, kami mendengarkan semua penumpang satu-persatu beranjak begitu mendengar panggilan boarding. Namun kami sama sekali tidak mendengar panggilan untuk kami. Setelah hamper setengah jam menunggu, kami lalu berkesimpulan bahwa pesawat kami ditunda. Hal yang biasa. Lalu diantara candaan dan omelan kami mendengar seorang petugas darat dari maskapai singa merah lalu-lalang sambil meneriakkan panggilan denpasar-denpasar,Surabaya-surabaya pintu 3. “Denpasar mas?” Tanya kami serentak memperjelas. “iya, pintu 3”jawabnya lagi sambil terus meneriakkan panggilan untuk penumpang lain.
Dengan semangat 45 kami segera berlari menuju pintu 3 dan menunggu bus yang akan membawa kami ke kaki burung besi yang rupanya sudah siap sejak tadi. “do you heard any boarding call?” I ask PG. “no.. do you?” he ask UQ to assure himself “tidak!”balas UQ dengan wajah tidak kalah heran. after we manage to find our seat, the three of us just smile to each other and start to make a joke over this small and unfunny accident.
The sky is clear, the sun is shine what a nice flight, and with no delay 11:30 am we landed at ngurah rai international airport. Bli komang has been there with his paper sign. When we walk out the door carrying 3 big luggage. Each contain with a complete dive gear. Waiting to drive us to tulamben.
Saat kami meninggalkan airport, jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Atas pertimbangan nurani, PG meminta bli komang untuk menuju daerah sanur, PG bermaksud untuk singgah di kantor pusat SSI, dan tentu saja untuk makan siang. Pilihannya adalah warung makan Woro Senang. A nice stall near Sanur just next to SSI hq.
Done with the lunch, now It’s time to 3 hour road trip to kubu tulamben. Actually PG ask me to sleep sepanjang perjalanan, because I will had my first class soon as we get there. Tapi ini bali, pemandangan sepanjang jalan membuat saya tidak bisa memejamkan mata. Rugi rasanya melewatkan suguhan bentang alam nan indah permai.
Perjalanan melalui kabupaten gianyar, klungkung dan karangasem, sepanjang kurang lebih 200km menjadi tidak membosankan. Pergantian lanskap pantai, bukit, perkampungan dengan sawah dan pura yang sambung menyambung mampu membuat mata tetap terbuka lebar.
Tak terasa, akhirnya sekitar pukul 3 sore, kami tiba di Paradise resort tulamben. Tempat dimana kami akan menginap selama 4 hari kedepan. Tanpa buang waktu, setelah membereskan urusan check in, PG, instruktur saya langsung meminta saya untuk siap turun ke air.
so this it. time to unpack my dive gear. sebuah tas besar berwarna hitam, berisi 1 set BC. Regulator, Fins,Masker, Snorkle. dan wetsuit.
so this it. time to unpack my dive gear. sebuah tas besar berwarna hitam, berisi 1 set BC. Regulator, Fins,Masker, Snorkle. dan wetsuit.
Ini kali pertama saya, sebelumnya saya hanya mendapat pelajaran perkenalan tentang alat. Teknik skill baru akan saya dapatkan di sesi ini. My first convenient water. Which also my first open water. Mengetahui kegelisahan saya, PG membesarkan hati saya dengan menjanjikan keindahan yang tak akan saya lupakan.
“Malu dunk.. udah sampe tulamben tapi nga nyicip open water.” Demikian sugesti saya pada diri sendiri Maka turunlah saya bersama Koko PG, my buddy sekaligus Instruktur saya. Pertama kali turun ke air dengan segala Peralatan scuba yang membalut tubuh, wetsuit, masker, bcd, nenteng fins… aduh jangan dikira, perasaan gw udah kayak dive master. Walau diperut rasanya mulas. Nervous banget. Takut, penasaran, dan segala pikiran yang tak bertuan datang menghampiri. But at the end of the day, I start to feel. This is fun. This is cool. and I love it. Hahaha…………… and I knew that I just fall in love with this thing. Praise the lord. I love Scuba, and I love tulamben.
and that is a wrap of my first dive story....................
and that is a wrap of my first dive story....................
No comments:
Post a Comment