Seringkali kita –karena kesengajaan atau ketidak sengajaan, menjauh dari keluarga, dan sahabat tanpa kita sadari bahwa sesungguhnya mereka punya arti tersendiri dan itu sangatlah berharga.
Melihat photo-photo seorang sahabat di seFB, sekonyong-konyong menohok perasaan saya, saya merasa terabaikan. Dari gambar-gambar itu saya bisa melihat betapa sahabat saya tersebut begitu menikmati kebersamaannya Bersama teman-teman barunya. Bahagia, dan ceria.
Dan sebersit tanya pun menggaung diotak saya. Dimana saya saat itu? Sudah begitu jauhkah saya darinya hingga tidak tahu cerita terbaru dari dan tentangnya. Apa saja yang sudah dilaluinya belakangan ini tanpa saya? Apakah saya tidak lagi ada dalam daftar curhatnya? Sedih dan cemburu.
Tapi saya lalu menyadari sesuatu, bahwa dalam hal ini teman saya tidak bersalah bila karena sesuatu dan lain hal “terdampar” pada komunitas yang baru. Lingkungan baru, situasi baru. Karena pada dasarnya, manusia itu berkembang, tidaklah bijaksana bila kita harus selalu terpaku pada yang itu-itu saja. Apalagi memaksa orang lain-walau itu sahabat baik kita sendiri, untuk menjalani kehidupan yang kita pikir membahagiakan. Toh dengan begitu bukan berarti dia berubah dan melupakan saya, karena saya tidak bisa selalu ada bersamanya dan harus selalu bersamanya.
Well what can I say, live your life girlfriend. Anyway, I believe We’re still best friend forever know matter what. As you always say to me, “I’m happy for what ever makes you happy”. Love you dear sista.
Monday, November 8, 2010
a quick break with the londo
Setelah sekian lama merencanakan, saya akhirnya punya waktu untuk berlibur meski hanya setengah hari. Kemarin saya kedatangan tamu. Sepasang bule dari negeri belanda. Dari hasil omong-omong, ternyata mereka sudah berkeliling banyak tempat. Dan sasaran berikutnya adalah wakatobi. Pulau-pulau kecil nan indah diselatan Sulawesi tenggara. Surga baru para divers dunia. Karena itu, iseng saya menawari mereka untuk mencicipi sedikit beberapa spot menyelam yang ada dikolaka ini. Gayung bersambut. Mereka sangat antusias. Maka dengan gerakan cepat saya menghubungi sahabat baik saya yang juga hobi diving. Tapi rupanya, siteman tidak bisa membantu Karena saat itu ia sedang berada diluar kota, tapi ia memberikan solusi. Kalau hanya snorkeling ada beberapa teman lain yang siap sedia mencadangkan diri. Dan diputuskanlah bahwa besok pagi pukul 7, mereka menanti saya di pantai kaju angin. Rupanya mereka sudah ada disana sejak sore kemarin.
Karena situasi yang tidak memungkinkan bagi saya untuk melepas elsa dan olaf-kedua teman baru saya tersebut- pergi berdua, saya pun memutuskan untuk mengantar sendiri mereka ketempat janji bertemu. Kami berangkat, pukul 8 pagi, dengan asumsi 30 menit perjalanan maka kami punya Waktu setidaknya 3 jam sebelum tengah hari untuk menikmati laut.
Setiba disana, atas petunjuk siteman saya Mencari adi. Dia yang akan mengantar kami dengan perahu motornya ketanjung diseberang sungai, tempat teman-teman saya sudah menanti. Benar saja, begitu perahu merapat dipantai, Arsyi, salah seorang sahabat saya sudah siap menunggu saya. Ia lalu menggiring kami menuju ke sebuah cottage utama yang juga merupakan markas Kolaka Diving Club (K.D.C). disana, sudah menunggu dengan wajah penuh antusias, Bengky, Wawan Dawa, Oli, dan dua teman lain yang baru saya kenal saat itu.
Tidak perlu buang Waktu lama, setelah saya memperkenalkan elsa dan olaf pada sahabat-sahabat saya tersebut, kami semua kembali naik kekapal untuk menuju titik pertama. Karang Jauh. Dengan dipandu Bengky di Haluan, dan Oli sebagai juru mudi menggantikan Adi. Sepanjang jalan menuju lokasi pertama hanya saya, arsyi dan olaf yang saling bercerita, sementara elsa sibuk mengamati lautan dan pulau padamarang nun depan sana, yang lain hanya saling berdiam tenang. Bukan merekanya tak ingin bercerita, tetapi mereka terkendala bahasa. Olaf dan elsa londo yang bisa berbahasa prancis,spanyol, jerman dan italia, tapi mereka tidak bisa berbahasa Indonesia meski hanya sepatah kata. Dan sebaliknya teman-teman saya yang lain hanya memiliki 3 kosakata dalam bahasa inggris. Thank you, Yes dan No. wqkakkakak…………………………
Akhirnya setelah lima belas menit meniti ombak, dan berputar-putar Mencari spot yang ciamik, elsa,olaf, arsyi, bengky dan oli segera menceburkan diri keair. Awalnya, ketiga teman saya tampak mengawal dan memandu elsa dan olaf. Tapi kemudian setelah beberapa saat, mereka sepertinya sudah sangat sibuk dengan diri masing-masing. Hm…. I wonder how fascinating it is?
Menyaksikan mereka meliuk-liuk di antara karang didalam air yang begitu jernih, menimbulkan rasa penasaran yang begitu besar dihati saya. Tak tahan godaan, saya pun memberanikan diri untuk turun ke air. Dan u know what, seeing the coral under water, with the tinny little clown fish that swim around was really an amazing experience. Tapi karena saya baru pemula yang sangat amatir, saya tidak sanggup berlama-lama bermain didalam air. Selain karena arus yang cukup deras, saya belum terbiasa dengan snorkel. Hahaha………
Puas menjelajah karang jauh, kapal bergerak kearah pantai, yes selanjutnya kami berpindah kekarang kayu, tapi saya dan elsa memutuskan untuk tidak ikut nyemplung. Setelah menurunkan olaf, arsyi, oli,bengky, saya, elsa dan adi memutuskan untuk menuju pantai dan menunggu disana. Sambil mengawasi dari kejauhan, saya dan elsa menghabiskan Waktu dengan bercerita tentang segala hal, dari cerita pengalaman elsa dan olaf menjelajah amerika selatan hingga curhat saya tentang keputusan untuk tidak-belum menikah hingga saat ini. Hehehe…………
Setelah kami semua berkumpul lagi di pantai, saya yang penasaran menanyai dua penduduk gronigen ini tentang kesan-kesan mereka barusan. Maklum ini pengalaman pertama saya menjamu teman dari luar. Dan ternyata menurut mereka, pemandangan bawah laut kaju angin cukup baik. Walau dibeberapa titik-titik ada koral yang mati-akibat pengeboman, tapi secara keseluruhan “it’s beautiful” kata elsa dengan sungguh-sungguh. Species yang ditemui pun cukup beragam, ada brain coral dengan ukuran yang besar-besar, koral mangkok dengan ikan-ikan kecil yang lincah bermain didalamnya. tak lupa pastinya si Nemo yang rupanya sangat pemalu tapi mau juga menampakkan diri.
Tak terasa sudah hampir pukul 12. Karena kami berjanji untuk dijemput pukul setengah satu dipintu gerbang oleh supir Angkot yang saya carter. Maka kami pun bergegas, bersiap untuk pulang. Kembali ke kapal menyeberang selat sempit kedaratan. “you seem like knows the weather very well. It’s start raining now” kata olaf begitu kami sudah didalam mobil. Karena hujan perlahan mulai turun dan segera menderas begitu kami meninggalkan Tanjung yang indah itu. walau singkat tapi saya bisa melihat binar kepuasan dimata kedua teman saya itu. dan itu sangat berarti buat saya.
Hm….. what a nice quick break. And soon as I get home, I promise myself to get back, to try to really sank in the crystal clear water.
Karena situasi yang tidak memungkinkan bagi saya untuk melepas elsa dan olaf-kedua teman baru saya tersebut- pergi berdua, saya pun memutuskan untuk mengantar sendiri mereka ketempat janji bertemu. Kami berangkat, pukul 8 pagi, dengan asumsi 30 menit perjalanan maka kami punya Waktu setidaknya 3 jam sebelum tengah hari untuk menikmati laut.
Setiba disana, atas petunjuk siteman saya Mencari adi. Dia yang akan mengantar kami dengan perahu motornya ketanjung diseberang sungai, tempat teman-teman saya sudah menanti. Benar saja, begitu perahu merapat dipantai, Arsyi, salah seorang sahabat saya sudah siap menunggu saya. Ia lalu menggiring kami menuju ke sebuah cottage utama yang juga merupakan markas Kolaka Diving Club (K.D.C). disana, sudah menunggu dengan wajah penuh antusias, Bengky, Wawan Dawa, Oli, dan dua teman lain yang baru saya kenal saat itu.
Tidak perlu buang Waktu lama, setelah saya memperkenalkan elsa dan olaf pada sahabat-sahabat saya tersebut, kami semua kembali naik kekapal untuk menuju titik pertama. Karang Jauh. Dengan dipandu Bengky di Haluan, dan Oli sebagai juru mudi menggantikan Adi. Sepanjang jalan menuju lokasi pertama hanya saya, arsyi dan olaf yang saling bercerita, sementara elsa sibuk mengamati lautan dan pulau padamarang nun depan sana, yang lain hanya saling berdiam tenang. Bukan merekanya tak ingin bercerita, tetapi mereka terkendala bahasa. Olaf dan elsa londo yang bisa berbahasa prancis,spanyol, jerman dan italia, tapi mereka tidak bisa berbahasa Indonesia meski hanya sepatah kata. Dan sebaliknya teman-teman saya yang lain hanya memiliki 3 kosakata dalam bahasa inggris. Thank you, Yes dan No. wqkakkakak…………………………
Akhirnya setelah lima belas menit meniti ombak, dan berputar-putar Mencari spot yang ciamik, elsa,olaf, arsyi, bengky dan oli segera menceburkan diri keair. Awalnya, ketiga teman saya tampak mengawal dan memandu elsa dan olaf. Tapi kemudian setelah beberapa saat, mereka sepertinya sudah sangat sibuk dengan diri masing-masing. Hm…. I wonder how fascinating it is?
Menyaksikan mereka meliuk-liuk di antara karang didalam air yang begitu jernih, menimbulkan rasa penasaran yang begitu besar dihati saya. Tak tahan godaan, saya pun memberanikan diri untuk turun ke air. Dan u know what, seeing the coral under water, with the tinny little clown fish that swim around was really an amazing experience. Tapi karena saya baru pemula yang sangat amatir, saya tidak sanggup berlama-lama bermain didalam air. Selain karena arus yang cukup deras, saya belum terbiasa dengan snorkel. Hahaha………
Puas menjelajah karang jauh, kapal bergerak kearah pantai, yes selanjutnya kami berpindah kekarang kayu, tapi saya dan elsa memutuskan untuk tidak ikut nyemplung. Setelah menurunkan olaf, arsyi, oli,bengky, saya, elsa dan adi memutuskan untuk menuju pantai dan menunggu disana. Sambil mengawasi dari kejauhan, saya dan elsa menghabiskan Waktu dengan bercerita tentang segala hal, dari cerita pengalaman elsa dan olaf menjelajah amerika selatan hingga curhat saya tentang keputusan untuk tidak-belum menikah hingga saat ini. Hehehe…………
Setelah kami semua berkumpul lagi di pantai, saya yang penasaran menanyai dua penduduk gronigen ini tentang kesan-kesan mereka barusan. Maklum ini pengalaman pertama saya menjamu teman dari luar. Dan ternyata menurut mereka, pemandangan bawah laut kaju angin cukup baik. Walau dibeberapa titik-titik ada koral yang mati-akibat pengeboman, tapi secara keseluruhan “it’s beautiful” kata elsa dengan sungguh-sungguh. Species yang ditemui pun cukup beragam, ada brain coral dengan ukuran yang besar-besar, koral mangkok dengan ikan-ikan kecil yang lincah bermain didalamnya. tak lupa pastinya si Nemo yang rupanya sangat pemalu tapi mau juga menampakkan diri.
Tak terasa sudah hampir pukul 12. Karena kami berjanji untuk dijemput pukul setengah satu dipintu gerbang oleh supir Angkot yang saya carter. Maka kami pun bergegas, bersiap untuk pulang. Kembali ke kapal menyeberang selat sempit kedaratan. “you seem like knows the weather very well. It’s start raining now” kata olaf begitu kami sudah didalam mobil. Karena hujan perlahan mulai turun dan segera menderas begitu kami meninggalkan Tanjung yang indah itu. walau singkat tapi saya bisa melihat binar kepuasan dimata kedua teman saya itu. dan itu sangat berarti buat saya.
Hm….. what a nice quick break. And soon as I get home, I promise myself to get back, to try to really sank in the crystal clear water.
Label:
travel note
Subscribe to:
Posts (Atom)