Masih tentang bahasa. baru belakangan ( baca mempertanyakan ke dirinya sendiri ) menyadari saya ini bodoh atau masa bodoh. sudah 13 tahun saya tinggal di eks ibukota provinsi celebes. dan saya belum bisa berbahasa makassar. bagi saya ini sangat aneh, karena mayoritas penduduk makassar ini adalah etnis makassar. tapi ya itu tadi, saya tidak bisa (baca: belum lagi bisa) berbicara makassar. mungkin memang ini bagian dari ke masa bodohan. karena kalau dibilang bodoh saya pasti tidak akan terima.
buktinya saya bisa menguasai beberapa bahasa lain hanya dari pergaulan akrab dengan kawan lain budaya atau kunjungan singkat ke daerah yang baru.
Bukan juga berarti saya buta sama sekali. saya mengerti satu-dua kalimat dan beberapa kosa kata yang sering saya dengar dari lingkungan. tapi tentu itu tidak menjamin kepahaman saya.
demi mengatasi itu, saya berniat untuk sedikit "membuka diri" dan berniat belajar dari rekan-rekan yang native. namun niat saja tidak cukup. usaha juga penting. sedihnya karena saya tidak cukup berusaha. mungkin ada hubungannya dengan rasisme saya.
No comments:
Post a Comment