Kendati terlahir dari ayah dan ibu yang berdarah bugis asli, seumur hidup saya harus belajar tentang bugis dan kebugisan saya. Wajar saja, saya lahir dan besar dan ditanah orang. Walau masih bagian dari sulawesi, Kolaka, tetap tanah asing yang kemudian - diakui atau tidak - sedikit banyak memberikan pengaruh dalam nilai kehidupan kami.
Boleh dikata, generasi saya adalah keturunan ke 4 dari leluhur kami yang pertama kali bermigrasi ke Kolaka. Sekitar akhir 1800an.
Dan disinilah saya, mencoba mengumpulkan kepingan cerita sebagai upaya rekonstruksi kebugisan saya.
No comments:
Post a Comment