Sunday, May 11, 2008

Paradoks

pikir punya pikir, baru terasa kalau saya sebenarnya sedikit rasis tapi juga liberal atu moderat (entahlah, saya tidak tahu pasti). sebuah paradoks lain. pengen ini-itu tapi tidak mau begini-begitu. jangan binggung tapi coba memahami yang berikut.
seorang sahabat menyampaikan berita sukacitanya. Ia akan menikah, dengan seseorang dari latar yang berbeda.
segera segala macam komentar meluncur dari bibir yang sungguh tak mampu tersaring oleh otak. tidak ada kompromi. no one is better than us. Saya tidak mau berpikir apakah ia menerima kritikan ini atau menyesali perbincangan kami. Saya hanya beropini. terserah sayakan. Setelah puas membeberkan segala kehinaan orang lain, saya yang masih terkurung kalap memutuskan menjauhi sumbernya.
pembicaraan ditunda hingga waktu yang saya inginkan.
Tak lama berselang seseorang teman mendatangi saya membeberkan cerita cintanya yang penuh liku. Masalahnya, mereka berbeda budaya.
Kalau mau nurut hati pasti saya juga akan memberikan kuliah panjang nan pedas seperti pada teman yang sebelumnya. tapi anehnya saya malah memberikan semangat dan wejangan bijak untuk bekal mereka memperjuangkan cinta yang keliatan suci.
seperti itulah. saya sering menjudge sesuatu dari sisi ke-diri-an. dan ke-bijaksana-an.
tapi saya tidak bisa menentukan/memilih kapan harus bersikap rasis atau liberal. it just come over.

No comments: