Thursday, June 14, 2012

sepotong cerita dari selembar @cardtopost

dulu....
waktu jaman masih belum secanggih sekarang, masih ingat nga kalian, kira-kira jaman SD, ada masa kita kirim-kiriman surat ama sahabat pena kita. atau ngirim surat ke artis-artis yang kita suka.  
masih ingat juga g serunya.... apalagi kalau surat kita dibales. wuih.... perasaannya gimana gitu yah.... 
bisa jadi heboh tuh. sampe dibawa kesekolah trus dipamerin ama teman-teman sekelas..... *hayo ngaku siapa yang begitu.. :) 

nah.. sekarang, saat semua sudah serba elektronik, pernah nga kepikiran buat kirim-kirim berita secara manual gitu. maksudnya nulis surat dikertas, trus di masukin amplop, cantumin alamat dan dibawa ke kantor pos, dibeliin prangko, ditempelin trus dicap, di serahin deh ke bapak posnya buat di kirim sambil harap-harap cemas, nyampe g yah.. dibales g yah......   :D 

mungkin sebagian dari kalian mikirnya, ih.. repot banget, kan bisa email-emailan, bisa sms, atau bbm. nga perlu nunggu lama, bisa dijawab saat itu juga. lagi.. hari gini apa kantor pos nya masih eksis? hehehe........ 
sebenarnya berkorespondensi secara manual itu menyenangkan lho, proses yang kita jalani, menulis, dan mengeposkan surat, bisa membawa suatu hal tersendiri. terlebih.. surat yang kita terima bisa menjadi semacam kenang-kenangan, pengingat dari masa itu. seperti  ketika saya nemu beberapa surat dari sahabat pena yang ternyata masih tersimpan. ih.... sumpah... lucu bener.. saya sampai senyum geli membacanya. 
oh.. how i miss that silly days.....     

well.. meski begitu.. di dunia yang serba elektronik ternyata masih ada juga orang-orang yang punya minat dan menaruh kepedulian pada korenspondensi manual. adalah @cardtopost, yakni sekumpulan orang-orang muda yang berkeinginan menghidupkan lagi budaya berkirim kartu pos. senengnya tak terkira, waktu nemu laman ini, yeah.. akhirnya bisa kirim-kirim surat lagi. dan thanks to the internet, melalui media blog dan twitter, keberadaan komunitas ini bisa dengan cepat di respon oleh para pehobi surat-menyurat lainnya.  *bener nga seh tulisnya? :D   
nah... disini aku mw pamerin kartu pos pertama yang aku terima. 

my first @cardtopost


ini dari Novely. ngirimin kartu pos buatan sendiri dengan tema Lady Diana, karena dia suka banget segala hal yang berbau England. yeah..... thank you Novely.. kartu posnya udah aku balas ya..... ditunggu. 


o.. iya... aku juga mw liatin kartu-kartu hasil buatan aku yang udah dikirim. 

my handmade @cartopost
so buat yang udah kirim alamat, ditunggu deh............


hm......... gimana, kebayang kan serunya.....
beneran g pengen nyobain kirim-kiriman  kartu pos.... 
hayuk.....................  






Sunday, June 10, 2012

TololoeBooks Goes to Dusun Kapu

dari hasil bincang-bincang tanpa arah dengan Seto Ariyadi, seorang sabahat dari Wanci Wakatobi, dalam perjalanan pulang berjalan-jalan, tercetus ide untuk membuka rumah baca di Dusun Kapu,Desa Sani-sani, Kec. Samaturu yang baru saja kami kunjungi.
ini buka ide baru bagi saya, karena hal ini adalah sebuah impian yang terpaksa saya endapkan sekian lama karena terbentur kendala sepele yang kemudian menumpuk dan akhirnya terabaikan bersama segala kesibukan saya.
dari celetukan yang bernas itu, kami lalu membicarakan teknis dan kemungkinan kendala yang akan kami hadapi. maklum saja, sahabat saya ini, sudah punya banyak pengalaman sebelumnya dalam hal pengelolaan rumah baca. meski begitu, pompaan semangat teman-teman penggembira yang juga ikut dalam perjalanan hari itu membuat saya meneguhkan niat untuk mulai bertindak. sekarang. saat ini juga.
dimulai dengan menghubungi salah seorang sahabat Meilan Bintang yang juga punya perhatian yang sama besar dalam hal. keesokan harinya, kami  bertiga lalu berdiskusi panjang tentang segala sesuatu hal yang harus kami lakukan, apa yang kami butuhkan dan apa yang akan kami hadapi. kami juga membicarakan banyak hal yang sangat berkaitan dengan rumah baca. dimana hal ini kami tuangkan dalam rencana besar dan jangka panjang.
bertiga, kami menetapkan hati untuk bekerja demi untuk sebuah impian kecil.
pekerjaan saya dimulai dengan mengumpulkan buku-buku bacaan yang layak untuk anak usia sekolah. beberapa jenis majalah bekas yang sesuai untuk anak-anak, buku-buku pelajaran dari tahun-tahun sebelumnya yang tidak lagi dipakai serta koleksi komik pribadi saya dan Meilan.
alhamdulillah, dari target awal saya 100 buku, kami berhasil mengumpulkan 117 eks buku dan majalah.

Sayang dan Lani

setelah proses pendataan,pencatatan buku, dan pelabelan. maka buku telah siap diantarkan.
dan akhirnya pada Jumat, 8 juni 2012. saya dan Meilan, berkunjung kembali ke dusun kapu desa sani-sani kec. samaturu untuk mengantarkan buku-buku tersebut.
sesampainya disana, kami disambut oleh keluarga Bapak Saidi. penduduk asli Ds.Kapu yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan, setelah perbincangan yang cukup panjang, dengan bapak Saidi dan keluarga. akhirnya buku kami turunkan dari  mobil. dan menyerahkan pada adik Sayang Anggraini, putri pertama bapak Saidi yang kami daulat sebagai penanggung jawab rumah baca.
sejak kedatangan kami, telah ada beberapa anak yang menyambut kami yang diantaranya adalah  putra-putri pak Saidi yang berjumlah 5 orang. namun entah dari mana beritanya, bahwa kami datang dengan membawa banyak buku, tiba-tiba saja rumah sederhana Pak Saidi yang tidak seberapa luas, dipenuhi oleh belasan anak-anak yang antusias ingin berkenalan dengan kami dan memohon untuk bisa membaca buku-buku yang kami bawa.
anak-anak dusun kapu

Kakak Meilan bersama Bapak Saidi
tidak terkira kesenangan kami akan sambutan ini. terlebih bapak Saidi dengan wajah berseri dan mata yang sedikit berkaca, mengatakan bahwa ia tidak pernah menyangka ada orang asing yang punya perhatian dan kepedulian begitu besar terhadap anak-anak dikampung mereka utamanya dalam hal pendidikan. dan karenanya sangat berterima kasih atas hal tersebut. beliau juga bersedia membantu hal-hal yang mengenai rumah baca yang akan berjalan ini.

tidak terasa hari beranjak sore, hampir seharian kami disana bermain, dan bercerita, kami lalu pamit pulang. sambil pamitan, kami menitip pesan, agar adik-adik semua rajin membaca, rajin belajar, serta berjanji bahwa kami akan segera kembali lagi dengan lebih banyak buku. semua melepas dengan senyuman dan lambaian tangan. senyum tulus, senyum penuh keceriaan... kami pun tersenyum, senyum penuh kebahagiaan. kebahagian yang penuh arti. kebahagian dari berbagi.

oh iya hampir lupa, kami-saya dan Meilan sepakat menamai rumah baca ini Rumah Baca Tololoe, yang berarti rumah orang muda, yang berjiwa dan bersemangat positif anak muda.


happy reading