Monday, April 12, 2010

perayaan egoisme

Desember 10th. 2009
Thursday 09:53

Sebuah perayaan baru saja usai.
Janur-janur melayu. Bunga-bunga terserak. Sampah-sampah mengangur.
Hening saja
Padahal sesaat lalu yang baru saja kami berbagi makian.
Saling menuangkan anggur dari piala kesombongan terbaik yang mampu ia tunjukkan.
Kemudian senyap.
Angin berdesir-desir mengetuk jendela kamarku yang gerah.
Berbisik lirih ia menitipkan salam asmara seorang pemuda lugu

TENTANG GOING SOLO

Kemarin, iseng saya tanya keteman yang ada dibelantara Kalimantan “ Bong, ada nga kerjaan yang enam bulan kerja, dan enam bulan cuti? Atau minimal sembilan bulan kerja, tiga bulan cuti deh!” nga perlu lama teman saya menjawab, “g ada, kecuali loe buka usaha sendiri”. Nah lho, itu artinya aku kerja untuk diri sendiri dunk. Ya sama aja kale. Aku nga bakat buat jadi boss, nga mau pusing dengan masalah tanggung jawab karyawan. Aku mau tiap bulan terima gaji bersih. Tapi punya hak cuti minimal 3 bulan – maksimal 6 cuti tiap tahunnya. Hehehehe………….. ada yang tau dimana bisa apply?

TENTANG CUACA PANAS

Waktu bangun tadi pagi, langit tidak sebiru cerah biasanya. Tidak kelabu juga sesungguhnya, tapi cukup muram. Belum lagi angin yang kering menusuk. Walau saya bukan ahli cuaca, tapi setidaknya bisalah membuat prakiraan sendiri. Dan dari hasil penerawangan saya berdasarkan ilmu kira-kira yang saya pelajari selama ini, cuaca sepanjang siang ini, cerah berawan. Seperti yang biasa saja.
Waktu berangkat kantor, cuaca belum seberapa terik, kalau tidak bisa dibilang tenang. Pikirnya bisa buat take a walk for a short rute. Tapi kemudian sadar itu mustahil. Ini Indonesia. Jalan kaki kekantor apalagi jaraknya hampir 2 km. bisa pingsan duluan.
Tumpukan tugas yang menunggu membuatku tidak begitu memikirkan perihal cuaca ini lagi. Tapi ternyata waktu berjalan cepat juga. Tidak terasa pukul 13:45.
Dilangit masih banyak awan-awan hitam, menorehkan cemas pada langit yang hampir pucat. Tapi bukan itu yang menyesatkan. Melainkan bulir-bulir keringat menetes, merembesi kulit. Mau dibiarkan, tidak mungkin. Dan hampir mustahil untuk menikmatinya. Panas yang menyerang kemudian seperti membara didarah, menyusup cepat kejaringan dibawah kulit, naik ke kepala, merebus otak hingga hampir-hampir tidak bisa lagi berpikir jernih. Emosi seakan, wajah setan tercetak dihati. Bisa bayangkan apa yang saya rasakan dan bagaimana tampang saya?

TENTANG CHIT-CHAT

Karena kemajuan teknologi, bergaul tidak lagi berarti secara fisik di suatu tempat yang eksis. Tapi juga bisa diinternet. Duduk manis didepan kompi, dengan segelas kopi. Voila. Youre entering a borderless world, the global society. Kamu bisa mengakses dari belahan dunia manapun dan juga bertemu orang segala rupa manusia dari ras apapun. Jadi berkencan dengan orang baru yang tidak terbayangkan sebelumnya sudah hal jamak. Seperti dua sahabat baik saya. Belakangan ini mereka sepertinya punya dunia sendiri yang tidak bisa saya sentuh. Mereka kelihatan sangat sibuk, hingga tidak ada lagi waktu rumpi Khusus kami bertiga. Seperti yang dulu sering kami lakukan saat punya banyak waktu luang dan segudang cerita yang tidak mampu dipendam sendiri, apalagi habis walau dibagi bertiga. Hehehe. Sekarang mereka adalah mahluk supersibuk. Siang beraktifitas dunia nyata, malamnya keluyuran didunia mistis. Halah dunia maya maksudnya. Maklum, mereka punya seribu satu teman baru sekarang. Dan katanya seh…………., anaknya seru-seru lho………………
Tidak saya pungkiri bahwa saya juga pernah tergila-gila dengan chatting, tapi itu dulu. Karena kemudian saya sadari bahwa sosialisasi secara fisik jauh lebih menyenangkan. Apa lagi urusan kencan dengan co cakep. Apa enaknya ngalor ngidul dengan kekasih yang entah berada dimana. Melepas rindu sebatas webcam. Pandang-pandangan sambil senyum-senyum ke monitor. Bukannya lebih berasa kalau orang ada didekat kita. Lebih berasa. hahahahahahahahaha…………………..

Saturday, April 3, 2010

tentang esok

doin nothing.
just wondering hows tomorrow gonna be.