Saturday, December 25, 2010

Kecap Manis



Waktu makan malam sudah jauh terlewati, saat kami memutuskan untuk mengeksekusi rasa lapar disebuah warung tenda dipinggir pantai . pilihan yang sederhana dan tak memakan waktu. tak heran saat semua pesanan tersaji, kami langsung saja  menyantap menu masing-masing. Davie yang kebagian sepiring nasi dan sepotong ayam goreng-tanpa sambal, juga tampak sibuk. Tetapi melihat kami makan dengan sambal dia lalu tengok kiri dan kanan Mencari cocolan untuk ayam gorengnya.
 D:”kecap…” lantang meminta perhatian
S:”nga usah de’ itu saja nasi dengan ayam!” mencoba mengalihkan perhatiannya.
D:”Kaka Ucu.. Kecap caya.” Berganti memohon pada ucup dengan tambahan kata Kaka. Berharap permohonannya dikabulkan.
U:”itu sama Idhop. Pedis punyaku.” Menunjuk ke piring saya yang hanya berhias sambal Kacang.
S:”makan saja de’, mau cobakah?.” Menyendokkan secuil sambal kemulutnya.
D:”Jangan. Kecap…..” teriaknya lagi
U:”Pedis itu bodo.!” Tetap mengacuhkan rengekan yang tak kenal lelah
D:”Tidak pedis!” bertahan
U:”Pedis!” argumen bodoh
D:”tidak pedis. M A N I S!” dengan wajah penuh kemenangan meraih botol kecap yang jauh didepannya. Memandikan nasinya dengan saus kedelai hitam itu dan mulai makan dengan sangat lahap.

Lokasi warung tenda sari laut pak iin asli Surabaya. Pantai kolaka.
Peserta, Saya, Ciyie, Davie, Mama, Nand dan Ucup.


Gelap Mungkin........



Disuatu sore, sambil bermain Bersama, saya(S) dan davie(D) membolak-balik halaman sebuah majalah. 
D: “gelap ini to” Menunjuk pada lembar halaman yang berwarna hitam.
S:”Bukan. Ini hitam.” Mencoba meluruskan.
D:”Oh….” Memasang muka mengerti
S:”Ini  namanya warna hitam.” Lega dan kembali menegaskan.
D:”Hitam…. Gelap Mungkin.” Dengan wajah tak acuh, membalik halaman selanjutnya dengan pernyataan yang tidak bisa terbantahkan.

AMAD DAVIE ECA




Anak kecil memang anugrah. Somehow, mereka bisa jadi pelipur lara dikala hati sedih dan penghibur hati dikala gundah.
Anak kecil yang satu ini bernama MUHAMMAD QHADAVIE SYAHREZA. Umurnya baru 2 tahun 3 bulan. Tapi jangan  pernah memandang kecil padanya. Karena pribadinya sungguh sebesar namanya.
Bila pada usia ini, kebanyakan anak-anak belum memikirkan tentang cita-cita maka batita ini sudah punya satu cita-cita yang dipegang teguh sejak ia sudah mampu merasa. Dan cita-cita itu sungguh diluar kebiasaan. Coba saja bertanya padanya tentang cita-cita itu, maka dengan tegas ia akan menjawab. Kambing. Entah apa yang istimewa dengan hewan yang satu ini, tapi ia sangat terpesona dengan hewan berkaki empat yang identik dengan bau tak sedap.
Bicara tentang hewan. Sebenarnya bukan hanya kambing saja yang disukainya. Segala jenis binatang sudah dikenalnya. Jadi Jangan pernah salah mengidentifikasi seekor hewan didepannya, karena dengan spontan ia akan menyebutkan nama yang sebenarnya. Seperti juga semua anak kecil yang kadang bisa sangat cengeng. Rewel dan merengek pada saat tertentu. Davie pun demikian. Tapi ada cara yang sangat ampuh untuk mendiamkannya atau setidaknya mengalihkan perhatiannya. Pancing saja ia dengan hewan yang ada disekitar kita maka dalam dua detik tangisannya dijamin hilang. Dan selanjutnya dia akan sibuk berceloteh mengomentari segala sesuatu tentang hewan.  And thank to NGC, Discovery Channel dan Animal planet yang setia memberikan tayangan tentang dunia fauna. Saya tidak perlu binggung memikirkan cara membuatnya duduk manis, bila ia sedang dalam kuasa asuhan saya.
Davie. Begitu biasa ia dipanggil. Memang baru berumur 2 tahun, tapi percaya atau tidak ia terkadang bertingkah, berpikir dan bertindak seperti anak sepuluh tahun. Meski begitu tetap saja ia adalah anak kecil yang lucu dan menggemaskan.

Wednesday, December 22, 2010

Where R U?



DearSoulmate

 
Hujan sepagian bikin ingat cerita setahun lalu. Tepat dihari-hari ini. 
Medio akhir desember yang basah oleh hujan penghujung tahun.
Entah apa yang membawa hujan atau yang memanggil kenangan itu di pagi ini. Mereka –hujan dan kenangan, datang tanpa pertanda. Tapi anehnya, mereka sepertinya saling melengkapi, hadir karena yang telah ada. Hujan tidak akan serta merta menghadirkan kenangan dan kenangan pun tidak akan menggayut bila tanpa hujan dihari ini.
I worship the rain. Coz there’s always a bless beyond the drops. And I love memories coz without it I’m not exist.
So to me, it’s a pair of gift. But what makes it unpleaseant is I’m in a bad mood. I need U to share the joy of breeze day. 

But where are U?


live like we're dying

since yesterday, i only had one song on my playlist.
kris allen. "live like we're dying" 
somehow i feel that the song fits my mood for couple of days ahead.
i dont know whether the lyrics or the melody that represent my heart.
"we only got 86 400 second a day"
"we gotta tell that them that we love them while we gotta the chance to say it"

"gotta live like we're dying"

all i know that i want to sing the song out loud. again and again.
coz live like we're dying

moment of sacrifice.moment of joy.

photo//walking.about.com



Hari ini Rabu, 22 Desember 2010.
Tiga hari sebelum natal.
Entah kenapa saya selalu menyukai suasana menjelang hari-hari perayaan kelahiran si Gembala Agung. Ada perasaan sukacita yang besar. Dan saya yakin itu yang dirasakan seluruh penganut nasrani di penjuru bumi.  
Kidung rohani dan pujian yang diputar diseantero mall dan pusat perbelanjaan sangat menyemarakkan hati. Pernak-pernik dan gemerlap pohon terang bagai cahaya yang menerangi jiwa. Indah penuh makna.
Sudah sepatutnya Kelahiran sang penebus disambut dengan segala kemeriahan. Limpahan kegembiraan. Mengingat betapa besarnya pengorbanan yang Ia berikan untuk umatnya. Bagai pengorbanan seorang ibu untuk anaknya. Tanpa pamrih. Unconditionally. Sesuatu yang patut diteladani bagi seluruh manusia. Terlepas apakah ia seorang nasrani, muslim, yahudi atau apapun itu.  Sebuah nilai yang universal.
Walau  saya bukan seorang nasrani, saya sangat memahami betapa besar arti pengorbanan itu. Dan mungkin itu yang membuat saya dapat merasakan sukacita yang membahana di relung hati umat kristiani. Dan karena mungkin akan sangat bias bila saya mencoba menelaahnya lebih jauh. Jadi, sudahlah…. Saya pun tidak berniat untuk kearah itu.
Sementara lagu Rudolph The Red Nose Reindeer membahana di penjuru mall, atau sayup-sayup white xmas berdentang-dentang dari balik pohon terang, saya mengucapkan kepada seluruh sahabat, teman dan semua yang merayakan. Selamat Natal. Merry Xmas. May the Joy of Xmas Bring Peace To All of Us.
Special buat
-Ayang and The Panggaus
-Tien –tince- Simanungkalit
-Mas Boy dan keluarga *u know who U are*
-Elsa Maria dan Olaf di Gronigen Holland
-Lingling beserta Mama dan Papa. 
- Mas Toro na Dee dimana pun berada
Dan semua yang tidak bisa saya sebut satu persatu

Sunday, December 12, 2010

kebersamaan

terkadang kita tak pernah menyadari, betapa alam mengajarkan begitu banyak kearifan hisup.
liat makhluk lemah ini-semut, menyadari kapasitas personal yang sangat minim maka berkerja sama adalah jalan keluar dari setiap masalah. itu pilihan. karna bila tidak demikian maka seluruh koloni yang menanggung akibatnya.
kebersamaan. kunci keberhasilan.


*komando boz semut*
"oke semuanya. posisi masing-masing.siap........ jalan!"
"1.2.3"
"1.2.3"


andai saja kita mau sedikit lebih peduli pada sekitar.

wild purple


teronggok melayu dibatang hijau beralas pasir putih



*kodingareng keke nov 13th 2010*

Saturday, December 11, 2010

Kenekatan Yang Bijaksana

Baru-baru saya mengikuti sebuah acara diving and photo camp. Disebuah pulau kecil digugusan kepulauan spermonde Makassar. Tepatnya di Pulau kodingareng keke. Namanya saja diving and photo camp. Jangan bayangkan akomodasi yang wah, apalagi fasilitas yang berlebihan. *maaf bapak ibu panitia bukannya mau complain. Hehehehe piss ko’…….. 
Diantara sekian banyak panitia dan peserta, ada satu yang sangat istimewa bagi saya. Kalau mau dibilang peserta bukan, tapi panitia pun nga juga. Hehehe…… ibu yang satu ini lebih tepatnya adalah salah satu sponsor acara. Tapi karena dia adalah pehobi selam jadi sekalian aja kali ya…… sponsor, panitia, peserta apa ajalah yang penting nyebur…………
Kenapa istimewa, karena ibu ini bisa jadi contoh untuk banyak ibu Rumah tangga yang bisa tetap enjoy menjalani hobi dan mengasuh anak pada saat yang sama. Mba Jovi. Nama ibu ini. Kebetulan punya posisi yang tinggi disebuah perusahaan telekomunikasi terbesar seindonesia. Pekerjaan yang sangat menyita Waktu dan pikiran menurut saya. Tapi di akhir pekan ternyata tetap bisa diisi dengan menjalani hobi Bersama putra-putrinya. Dan yang jadi nilai lebihnya bagi saya adalah karena ini kegiatan outdoor, disebuah pulau kecil tak berpenghuni, tanpa akomodasi dan fasilitas yang mewah ditambah lagi factor alam yang bisa saja berubah Setiap Waktu. Tess… si ibu ini tetap kekeuh memboyong bocah-bocah kecil itu. Hebat………………………
Diantara sekian banyak teman-teman yang sudah menikah dan kemudian punya anak, situasi ini sangat jarang saya temui. Karena umumnya mereka sudah ribet dengan segala urusan Rumah tangga dan anak-anak hingga hampir tidak bisa lagi menyempatkan diri untuk melakukan hobi terlebih melibatkan buah hati mereka. Segala macam prasangka menjadi alasan. Seperti keamanan, kenyamanan, kemudahan dan lain sebagainya. Yang ujung-ujungnya membuat mereka terkurung dengan rutinitas dan menurut saya mematikan sebuah bibit bernama kasih pada alam di diri anak-anak mereka.
Well………. Tidak semua orang memang memiliki kemampuan atau setidaknya pemikiran seperti si ibu ini. Tapi bagi saya ini satu cara yang positif dalam mengenalkan alam pada anak. Mengajari mereka tentang menikmati hidup “seadanya”. Mengajari mereka cara bersenang-senang tapi tetap peduli sekitar. Sungguh suatu hal yang sangat langka dari hari-hari belakangan ini. Dimana kebanyakan para orang tua –ibu khususnya, lebih memilih mal sebagai tempat liburan atau mengisi Waktu senggang dengan alasan “semua ada, lengkap, mudah dan pasti lebih nyaman”
Jujur, saya tidak mengenal mba Jovi secara personal, Cuma sepenggal-sepengal berita dari profil dimedia serta sebuah persinggungan singkat saat insiden mandi coboy. Hehehe………… Dan juga saya tidak memahami secara pasti alasan ibu ini memboyong para krucil tersebut. Tapi tetap saja, bagi saya ini sebuah kenekatan yang bijaksana. Kegilaan yang waras.
Untuk para ibu-ibu diluar sana, ayo jangan kungkung bocah-bocah itu dengan seribu alasan keegoisanmu. Biarkan mereka mengenal dan menikmati alam sejak dini. Biarkan mereka melatih kepekaan pada sekitar. Biar mereka tahu indah alam ini.

Me VS Kucing Garong

Tengah malam kemarin saya menghubungi seorang mantan yang telah berulang kali meninggalkan panggilan tak terjawab diponsel saya.
Awalnya, basa basi saja. Saling menanyakan kabar. Apa yang sedang dilakukan. Apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Hingga akhirnya saling melempar candaan khas orang dewasa.
Setelah sesi menggoda tersebut, saya pun menanyakan kabar kehidupan pribadinya. Disini rupanya masalah itu.
KG : “nga Tau harus bagaimana lagi. Sudah habis akal saya.” *kek na berat neh*
ME : “seharusnya dia mau mengerti. Kalau dia berkorban, semua demi kebahagiaan kalian juga kan.”  *mencoba menelaah*
KG : “seharusnya. Tapi selalu saja tidak bisa.” *terdengar putus asa*
ME :“tidak bisa atau memang tidak mau. Jangan salah loh ya.”  *hehehe… mulai kompor deh*
KG :“entahlah” *pasrah*
ME :“mungkin kamu harus bicara jujur. Blak-blakan aja. Perlihatkan semua kemungkinan yang ada. Terburuk sekalipun.”   *terbawa emosi*
KG :“maksudnya” *kura-kura dalam perahu*
ME ;“Bilangin aja kalau kucing makannya ikan. Tapi kalau lapar ikan asin rasanya lebih nikmat loh” *analogi kucing garong*
KG :“itu dia masalahnya” *dilemma*
ME :“kenapa. Kamu nga brani ngaku Kucing garong.”  *dasar kucing*
KG :“should I!” *hehehe………………*

Me VS Mr. Saeed

“why haven’t you get married?” pertanyaan ini sudah ribuan kali saya terima. Bukan sekali dua. Bukan terhitung jari. Baik itu oleh orang dekat maupun oleh mereka yang tidak saya kenal. Selalu itu. Setiap kali Tanya itu.
Terkadang saat pertanyaan itu diucapkan saya marah dan terpojokkan –karena merasa dihakimi. Kadang pula merasa geli dan senang –karena merasa diperhatikan. Apakah saya anomaly?
Dan sore tadi salah seorang tamu saya menanyakan hal itu lagi. Again. Tapi anehnya kali ini saya merasa sangat santai.
“Are you married?” *tingtong*
“No.” *menunggu pertanyaan selanjutnya*
“how old are u?” *pertanyaan keramat*
“I’m 32. Quite old ha” *mengulas senyum*
“32. U should get married. Why haven’t u get married?” *here it goes. Again*
“I know that most of woman on my age has already settle with at least three child. I don’t know. Maybe simply because I just don’t want to. I love being single and happy” *mencoba diplomatis*
“you should get married. Get a husband. A husband. Not just some guy” *hehehe.. . akhirnya*
“ yeah. That’s what I mean. I need a man. A husband. Not just some guy. Dating mate. Hangout mate. Sex mate. Lets say I’m waiting for the right one” *I knew he got the point*
“good for you. A good guy has to show their strong will. That they are capable for such a great responsible. I knew that my wife choose me for that. *preet.. kenapa jadi curhat*
“well.. lucky u then” *hehehe..*
“if only u could met my son. I should take him here sometimes later. I don’t mind to arrange a date for you and him. Really.” * -^- *
“how old is he. And why he hasn’t married yet?” *hm…………*
“32..He’s single and good looking, maybe because his job. He flew all around the world. If you know what I mean. He used to date many girls but I don’t find them good enough. I don’t know…. *hm..hm..*
“maybe he just like me. We enjoy being single. It gives us the full control to life. Free as we wanna be. Beside commitment sometimes comes with a huge responsibility and which its hard for some people. Like me and him.” *try to be wise*
“yeah.. that exactly what he used to say.” *melanjutkan cerita tentang anaknya yang hm.. hm..hm….*

*jadi maksudnya? Sibapak mau jodohin saya ma anaknya. Hehehe….. kalau anaknya mau, saya nga nolak ko’ pak. Hahaha………….*

Well… sometimes your worse situation can be a good way to start a chats. And you just never know, you might end up in a very strange but nice ending. And like I told you before these question can trigger two possibility. And u just never know.

the best methode : trial n error

Dulu sekali, seorang mantan bos yang juga pehobi foto menegaskan pada saya bahwa dalam fotografi kamera-yang hebat, hanyalah sebuah alat. Semua kembali pada orang yang mengeksekusi. Karena sebagus apapun kameranya, secantik apapun momentnya dan angle yang sempurna tapi tanpa teknik yang tepat maka hasilnya akan biasa saja. Hambar.
Dengan modal sebuah kamera bekas merek Canon. Saya bertekad untuk belajar fotografi secara serius. Karenanya saya pun memutuskan untuk berguru pada seorang teman yang punya profesi kang foto. Tapi siboz ini hanya memberikan sebuah wejangan yang sangat memicu semangat.
- Pertama-tama khatamin dulu bukaan lensa dan shutter speed.
- Kedua belajarlah dengan lighting
- Ketiga atau yang terakhir, dalami komposisi.

Hm…… sungguh suatu pelajaran yang berat.
Saya seorang otodidak sejati. Trial and error adalah metode terbaik saya.

Tuesday, December 7, 2010

Empty Beach- Kodingareng Keke




inilah salah satu sudut pulau kodingareng keke. salah satu dari sekian banyak gugusan pulau-pulau spermonde.
buat yang suka "menyendiri", disini tempatnya.
hanya satu jam l jam lebih perjalanan kapal dari pelabuhan kayu bangkoa. cukup dekat, hingga kerlip-kerlip lampu kota metro makassar dimalam hari adalah pemandangan yang syahdu.
pulau kecil yang habis diputari selama 10 menit jalan kaki ini memang tidak memeberikan banyak pilihan. tapi pemuja laut pasti puas dengan air hijau yang bening mengantarkan mata pada hamparan karang dipantai yang molek.
dulu pernah dibangun beberapa rumah peristirahatan, tapi rupanya kini rumah-rumah panggung tersebut dibiarkan yang merana tanpa perawatan.
tapi jangan khawatir, bila ingin mengabiskan malam disana, bawa saja tenda, atau kalau ingin liburan yang lebih seru. cukup selembar matras, karena berbaring beralas bumi sembari menatap bintang-bintang yang gemerlap dan tentunya suara ombak yang tak lelah menghempas pasir adalah sebuah ara yang sempurna menikmati alam.
dan pastikan membawa cukup bekal air minum dan makanan karena pulau terdekat yang bisa disambangi adalah pulau kodingareng yang berjarak kurang lebih 30 menit laut.
hehehe........

Monday, November 8, 2010

buat teman

Seringkali kita –karena kesengajaan atau ketidak sengajaan, menjauh dari keluarga, dan sahabat tanpa kita sadari bahwa sesungguhnya mereka punya arti tersendiri dan itu sangatlah berharga.
Melihat photo-photo seorang sahabat di seFB, sekonyong-konyong menohok perasaan saya, saya merasa terabaikan. Dari gambar-gambar itu saya bisa melihat betapa sahabat saya tersebut begitu menikmati kebersamaannya Bersama teman-teman barunya. Bahagia, dan ceria.
Dan sebersit tanya pun menggaung diotak saya. Dimana saya saat itu? Sudah begitu jauhkah saya darinya hingga tidak tahu cerita terbaru dari dan tentangnya. Apa saja yang sudah dilaluinya belakangan ini tanpa saya? Apakah saya tidak lagi ada dalam daftar curhatnya? Sedih dan cemburu.
Tapi saya lalu menyadari sesuatu, bahwa dalam hal ini teman saya tidak bersalah bila karena sesuatu dan lain hal “terdampar” pada komunitas yang baru. Lingkungan baru, situasi baru. Karena pada dasarnya, manusia itu berkembang, tidaklah bijaksana bila kita harus selalu terpaku pada yang itu-itu saja. Apalagi memaksa orang lain-walau itu sahabat baik kita sendiri, untuk menjalani kehidupan yang kita pikir membahagiakan. Toh dengan begitu bukan berarti dia berubah dan melupakan saya, karena saya tidak bisa selalu ada bersamanya dan harus selalu bersamanya.
Well what can I say, live your life girlfriend. Anyway, I believe We’re still best friend forever know matter what. As you always say to me, “I’m happy for what ever makes you happy”. Love you dear sista.

a quick break with the londo

Setelah sekian lama merencanakan, saya akhirnya punya waktu untuk berlibur meski hanya setengah hari. Kemarin saya kedatangan tamu. Sepasang bule dari negeri belanda. Dari hasil omong-omong, ternyata mereka sudah berkeliling banyak tempat. Dan sasaran berikutnya adalah wakatobi. Pulau-pulau kecil nan indah diselatan Sulawesi tenggara. Surga baru para divers dunia. Karena itu, iseng saya menawari mereka untuk mencicipi sedikit beberapa spot menyelam yang ada dikolaka ini. Gayung bersambut. Mereka sangat antusias. Maka dengan gerakan cepat saya menghubungi sahabat baik saya yang juga hobi diving. Tapi rupanya, siteman tidak bisa membantu Karena saat itu ia sedang berada diluar kota, tapi ia memberikan solusi. Kalau hanya snorkeling ada beberapa teman lain yang siap sedia mencadangkan diri. Dan diputuskanlah bahwa besok pagi pukul 7, mereka menanti saya di pantai kaju angin. Rupanya mereka sudah ada disana sejak sore kemarin.
Karena situasi yang tidak memungkinkan bagi saya untuk melepas elsa dan olaf-kedua teman baru saya tersebut- pergi berdua, saya pun memutuskan untuk mengantar sendiri mereka ketempat janji bertemu. Kami berangkat, pukul 8 pagi, dengan asumsi 30 menit perjalanan maka kami punya Waktu setidaknya 3 jam sebelum tengah hari untuk menikmati laut.
Setiba disana, atas petunjuk siteman saya Mencari adi. Dia yang akan mengantar kami dengan perahu motornya ketanjung diseberang sungai, tempat teman-teman saya sudah menanti. Benar saja, begitu perahu merapat dipantai, Arsyi, salah seorang sahabat saya sudah siap menunggu saya. Ia lalu menggiring kami menuju ke sebuah cottage utama yang juga merupakan markas Kolaka Diving Club (K.D.C). disana, sudah menunggu dengan wajah penuh antusias, Bengky, Wawan Dawa, Oli, dan dua teman lain yang baru saya kenal saat itu.
Tidak perlu buang Waktu lama, setelah saya memperkenalkan elsa dan olaf pada sahabat-sahabat saya tersebut, kami semua kembali naik kekapal untuk menuju titik pertama. Karang Jauh. Dengan dipandu Bengky di Haluan, dan Oli sebagai juru mudi menggantikan Adi. Sepanjang jalan menuju lokasi pertama hanya saya, arsyi dan olaf yang saling bercerita, sementara elsa sibuk mengamati lautan dan pulau padamarang nun depan sana, yang lain hanya saling berdiam tenang. Bukan merekanya tak ingin bercerita, tetapi mereka terkendala bahasa. Olaf dan elsa londo yang bisa berbahasa prancis,spanyol, jerman dan italia, tapi mereka tidak bisa berbahasa Indonesia meski hanya sepatah kata. Dan sebaliknya teman-teman saya yang lain hanya memiliki 3 kosakata dalam bahasa inggris. Thank you, Yes dan No. wqkakkakak…………………………
Akhirnya setelah lima belas menit meniti ombak, dan berputar-putar Mencari spot yang ciamik, elsa,olaf, arsyi, bengky dan oli segera menceburkan diri keair. Awalnya, ketiga teman saya tampak mengawal dan memandu elsa dan olaf. Tapi kemudian setelah beberapa saat, mereka sepertinya sudah sangat sibuk dengan diri masing-masing. Hm…. I wonder how fascinating it is?
Menyaksikan mereka meliuk-liuk di antara karang didalam air yang begitu jernih, menimbulkan rasa penasaran yang begitu besar dihati saya. Tak tahan godaan, saya pun memberanikan diri untuk turun ke air. Dan u know what, seeing the coral under water, with the tinny little clown fish that swim around was really an amazing experience. Tapi karena saya baru pemula yang sangat amatir, saya tidak sanggup berlama-lama bermain didalam air. Selain karena arus yang cukup deras, saya belum terbiasa dengan snorkel. Hahaha………
Puas menjelajah karang jauh, kapal bergerak kearah pantai, yes selanjutnya kami berpindah kekarang kayu, tapi saya dan elsa memutuskan untuk tidak ikut nyemplung. Setelah menurunkan olaf, arsyi, oli,bengky, saya, elsa dan adi memutuskan untuk menuju pantai dan menunggu disana. Sambil mengawasi dari kejauhan, saya dan elsa menghabiskan Waktu dengan bercerita tentang segala hal, dari cerita pengalaman elsa dan olaf menjelajah amerika selatan hingga curhat saya tentang keputusan untuk tidak-belum menikah hingga saat ini. Hehehe…………
Setelah kami semua berkumpul lagi di pantai, saya yang penasaran menanyai dua penduduk gronigen ini tentang kesan-kesan mereka barusan. Maklum ini pengalaman pertama saya menjamu teman dari luar. Dan ternyata menurut mereka, pemandangan bawah laut kaju angin cukup baik. Walau dibeberapa titik-titik ada koral yang mati-akibat pengeboman, tapi secara keseluruhan “it’s beautiful” kata elsa dengan sungguh-sungguh. Species yang ditemui pun cukup beragam, ada brain coral dengan ukuran yang besar-besar, koral mangkok dengan ikan-ikan kecil yang lincah bermain didalamnya. tak lupa pastinya si Nemo yang rupanya sangat pemalu tapi mau juga menampakkan diri.
Tak terasa sudah hampir pukul 12. Karena kami berjanji untuk dijemput pukul setengah satu dipintu gerbang oleh supir Angkot yang saya carter. Maka kami pun bergegas, bersiap untuk pulang. Kembali ke kapal menyeberang selat sempit kedaratan. “you seem like knows the weather very well. It’s start raining now” kata olaf begitu kami sudah didalam mobil. Karena hujan perlahan mulai turun dan segera menderas begitu kami meninggalkan Tanjung yang indah itu. walau singkat tapi saya bisa melihat binar kepuasan dimata kedua teman saya itu. dan itu sangat berarti buat saya.
Hm….. what a nice quick break. And soon as I get home, I promise myself to get back, to try to really sank in the crystal clear water.

Monday, October 25, 2010

puncak mowewe





udara yang sejuk. kabut yang selalu menyelimuti.
mudah saja menikmatinya. cukup dengan secangkir teh manis. dan semangkuk mi siram.
hm........ menu yang sangat sederhana. tapi dengan suasana yang pas. saya pastikan ini akan menjadi suatu pengalaman tersendiri.
bila berkendara, melintasi kabupaten kolaka menuju ibukota provinsi kendari, mampirlah sejenak di puncak mowewe. kurang lebih 31 km arah timur selepas kota kolaka.
deretan warung-warung kopi ini selalu siaga 24 jam. menunggu anda yang mungkin ingin sekedar melepas lelah setelah menempuh panjangnya rute dengan kelokan yang bagai tiada habisnya.
ya.. cukup dengan secangkir teh manis.
puncak mowewe akan terasa lebih nikmat.

fishing with the sunset





seorang pehobi mancing yang mencoba peruntungannya dipantai mandra kolaka. memancing sembari menikmati sunset.

pintu gerbang




inilah pintu gerbang masuk kabupaten kolaka bila anda menggunakan ferry dari pelabuhan bajoe, kabupaten bone sulweai selatan.
mau tau apa saja cerita tentang kota kecilku ini. tunggu disini.

Monday, April 12, 2010

perayaan egoisme

Desember 10th. 2009
Thursday 09:53

Sebuah perayaan baru saja usai.
Janur-janur melayu. Bunga-bunga terserak. Sampah-sampah mengangur.
Hening saja
Padahal sesaat lalu yang baru saja kami berbagi makian.
Saling menuangkan anggur dari piala kesombongan terbaik yang mampu ia tunjukkan.
Kemudian senyap.
Angin berdesir-desir mengetuk jendela kamarku yang gerah.
Berbisik lirih ia menitipkan salam asmara seorang pemuda lugu

TENTANG GOING SOLO

Kemarin, iseng saya tanya keteman yang ada dibelantara Kalimantan “ Bong, ada nga kerjaan yang enam bulan kerja, dan enam bulan cuti? Atau minimal sembilan bulan kerja, tiga bulan cuti deh!” nga perlu lama teman saya menjawab, “g ada, kecuali loe buka usaha sendiri”. Nah lho, itu artinya aku kerja untuk diri sendiri dunk. Ya sama aja kale. Aku nga bakat buat jadi boss, nga mau pusing dengan masalah tanggung jawab karyawan. Aku mau tiap bulan terima gaji bersih. Tapi punya hak cuti minimal 3 bulan – maksimal 6 cuti tiap tahunnya. Hehehehe………….. ada yang tau dimana bisa apply?

TENTANG CUACA PANAS

Waktu bangun tadi pagi, langit tidak sebiru cerah biasanya. Tidak kelabu juga sesungguhnya, tapi cukup muram. Belum lagi angin yang kering menusuk. Walau saya bukan ahli cuaca, tapi setidaknya bisalah membuat prakiraan sendiri. Dan dari hasil penerawangan saya berdasarkan ilmu kira-kira yang saya pelajari selama ini, cuaca sepanjang siang ini, cerah berawan. Seperti yang biasa saja.
Waktu berangkat kantor, cuaca belum seberapa terik, kalau tidak bisa dibilang tenang. Pikirnya bisa buat take a walk for a short rute. Tapi kemudian sadar itu mustahil. Ini Indonesia. Jalan kaki kekantor apalagi jaraknya hampir 2 km. bisa pingsan duluan.
Tumpukan tugas yang menunggu membuatku tidak begitu memikirkan perihal cuaca ini lagi. Tapi ternyata waktu berjalan cepat juga. Tidak terasa pukul 13:45.
Dilangit masih banyak awan-awan hitam, menorehkan cemas pada langit yang hampir pucat. Tapi bukan itu yang menyesatkan. Melainkan bulir-bulir keringat menetes, merembesi kulit. Mau dibiarkan, tidak mungkin. Dan hampir mustahil untuk menikmatinya. Panas yang menyerang kemudian seperti membara didarah, menyusup cepat kejaringan dibawah kulit, naik ke kepala, merebus otak hingga hampir-hampir tidak bisa lagi berpikir jernih. Emosi seakan, wajah setan tercetak dihati. Bisa bayangkan apa yang saya rasakan dan bagaimana tampang saya?

TENTANG CHIT-CHAT

Karena kemajuan teknologi, bergaul tidak lagi berarti secara fisik di suatu tempat yang eksis. Tapi juga bisa diinternet. Duduk manis didepan kompi, dengan segelas kopi. Voila. Youre entering a borderless world, the global society. Kamu bisa mengakses dari belahan dunia manapun dan juga bertemu orang segala rupa manusia dari ras apapun. Jadi berkencan dengan orang baru yang tidak terbayangkan sebelumnya sudah hal jamak. Seperti dua sahabat baik saya. Belakangan ini mereka sepertinya punya dunia sendiri yang tidak bisa saya sentuh. Mereka kelihatan sangat sibuk, hingga tidak ada lagi waktu rumpi Khusus kami bertiga. Seperti yang dulu sering kami lakukan saat punya banyak waktu luang dan segudang cerita yang tidak mampu dipendam sendiri, apalagi habis walau dibagi bertiga. Hehehe. Sekarang mereka adalah mahluk supersibuk. Siang beraktifitas dunia nyata, malamnya keluyuran didunia mistis. Halah dunia maya maksudnya. Maklum, mereka punya seribu satu teman baru sekarang. Dan katanya seh…………., anaknya seru-seru lho………………
Tidak saya pungkiri bahwa saya juga pernah tergila-gila dengan chatting, tapi itu dulu. Karena kemudian saya sadari bahwa sosialisasi secara fisik jauh lebih menyenangkan. Apa lagi urusan kencan dengan co cakep. Apa enaknya ngalor ngidul dengan kekasih yang entah berada dimana. Melepas rindu sebatas webcam. Pandang-pandangan sambil senyum-senyum ke monitor. Bukannya lebih berasa kalau orang ada didekat kita. Lebih berasa. hahahahahahahahaha…………………..

Saturday, April 3, 2010

tentang esok

doin nothing.
just wondering hows tomorrow gonna be.