Wednesday, December 22, 2010

moment of sacrifice.moment of joy.

photo//walking.about.com



Hari ini Rabu, 22 Desember 2010.
Tiga hari sebelum natal.
Entah kenapa saya selalu menyukai suasana menjelang hari-hari perayaan kelahiran si Gembala Agung. Ada perasaan sukacita yang besar. Dan saya yakin itu yang dirasakan seluruh penganut nasrani di penjuru bumi.  
Kidung rohani dan pujian yang diputar diseantero mall dan pusat perbelanjaan sangat menyemarakkan hati. Pernak-pernik dan gemerlap pohon terang bagai cahaya yang menerangi jiwa. Indah penuh makna.
Sudah sepatutnya Kelahiran sang penebus disambut dengan segala kemeriahan. Limpahan kegembiraan. Mengingat betapa besarnya pengorbanan yang Ia berikan untuk umatnya. Bagai pengorbanan seorang ibu untuk anaknya. Tanpa pamrih. Unconditionally. Sesuatu yang patut diteladani bagi seluruh manusia. Terlepas apakah ia seorang nasrani, muslim, yahudi atau apapun itu.  Sebuah nilai yang universal.
Walau  saya bukan seorang nasrani, saya sangat memahami betapa besar arti pengorbanan itu. Dan mungkin itu yang membuat saya dapat merasakan sukacita yang membahana di relung hati umat kristiani. Dan karena mungkin akan sangat bias bila saya mencoba menelaahnya lebih jauh. Jadi, sudahlah…. Saya pun tidak berniat untuk kearah itu.
Sementara lagu Rudolph The Red Nose Reindeer membahana di penjuru mall, atau sayup-sayup white xmas berdentang-dentang dari balik pohon terang, saya mengucapkan kepada seluruh sahabat, teman dan semua yang merayakan. Selamat Natal. Merry Xmas. May the Joy of Xmas Bring Peace To All of Us.
Special buat
-Ayang and The Panggaus
-Tien –tince- Simanungkalit
-Mas Boy dan keluarga *u know who U are*
-Elsa Maria dan Olaf di Gronigen Holland
-Lingling beserta Mama dan Papa. 
- Mas Toro na Dee dimana pun berada
Dan semua yang tidak bisa saya sebut satu persatu

No comments: